Rabu, 23 Juli 2008

Mujizat di Kana

Jika kita membaca Yohanes 12:1-11 tentang mujizat yang dikerjakan Tuhan Yesus di Kana, ada beberapa pelajaran yang bisa kita peroleh.

1. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;

Pelajaran 1 – Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Mengenal Tuhan
Ibu Yesus – orang yang mengenal Yesus - ikut terlibat di acara tersebut. Jika kita ingin ada mujizat di dalam kehidupan kita, bergaullah dengan orang yang lebih mengenal Tuhan. Belajarlah dari padanya. Ibu Yesus mengenal Yesus dari sebelum ia mengandung, ketika malaikat Gabriel datang kepadanya untuk menyampaikan kabar baik bagi seluruh dunia.

2. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.

Pelajaran 2 – Mengundang Yesus ke Dalam Seluruh Bagian Hidup Kita
Jika kita ingin mujizat dalam keluarga kita, undanglah Yesus ke dalam rumah tangga kita. Undanglah Yesus ke dalam perusahaan tempat kita bekerja. Undanglah Yesus ke dalam bisnis yang kita kerjakan.

3. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."

Pelajaran 3 – Belajar Terbuka Kepada Tuhan
Belajarlah terbuka kepada Tuhan. Katakan apa masalah kita. Jika kita mengalami kehabisan anggur, katakan kepadaNya. Jika kita kehabisan sukacita dalam keluarga kita, perusahaan kita, usaha kita, katakan dengan terus terang kepada Tuhan.

4. Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Pelajaran 4 – Belajar Mengenal dan Menantikan Waktu Tuhan
Belajar untuk mengenal dan menantikan waktu Tuhan. Seringkali kita ingin mujizat segera terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi Tuhan punya jadwal tersendiri yang terintegrasi dengan agendaNya secara global. Yusuf harus menunggu dua tahun lebih lama (Kejadian 40:23, 41:1) sampai skenario global menempatkan dia pada waktu yang tepat untuk menjadi perdana menteri di Mesir.

5. Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Pelajaran 5 – Putuskan Untuk Taat Pada TuntunanNya
Orang yang mengenal Tuhan sangat mengerti apa yang dibutuhkan Tuhan agar mujizatNya terjadi dalam kehidupan kita, yaitu “Ketaatan”. Kita perlu memutuskan untuk taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan sekalipun nampaknya tidak masuk akal.

6. Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

Pelajaran 6 – Menyadari Bahwa Tuhan Menggunakan Apa Yang Sudah Ada Pada Kita
Ketika Tuhan campur tangan dan membuat mujizat dalam kehidupan kita, Ia menggunakan apa yang sudah ada di dalam kehidupan kita. Karena itu, kita perlu meminta “mata yang terang” supaya bisa melihat sarana yang akan Tuhan pakai untuk membuat mujizatNya.

7. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

Pelajaran 7 – Lakukan Bagian Kita Dengan Setia
Ketika Tuhan mulai mengerjakan mujizatNya, Ia melakukannya step by step – langkah demi langkah. Selalu ada langkah pertama sebelum ada langkah-langkah selanjutnya, dan pada langkah pertama, mujizat yang diharapkan belum terlihat tanda-tandanya. Kita perlu belajar setia melakukan bagian kita sekalipun nampaknya “sepele”.

8. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.

Pelajaran 8 – Diperlukan Ketaatan Demi Ketaatan Sebelum MujizatNya Menjadi Nyata
Ketaatan pada langkah pertama harus dilanjutkan dengan ketaatan-ketaatan pada langkah-langkah selanjutnya. Jika kita berhenti di tengah jalan, maka mujizat yang kita harapkan tidak akan terjadi.

9. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,

Pelajaran 9 – Kita Tidak Bisa Menjelaskan Terjadinya Mujizat Tersebut Dengan Logika Kita
Pada waktu mujizat terjadi, orang yang tidak mengenal Tuhan tidak akan tahu atau mengerti. Daripada berusaha menjelaskan dengan akal pikiran kita, lebih baik mengakui dan memuji namaNya yang telah melakukan perbuatan ajaib di dalam kehidupan kita.

10. dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Pelajaran 10 – Bersama Tuhan, Kita Bisa Menikmati Kehidupan Dengan Penuh Sukacita
Anggur - yang melambangkan sukacita - dalam pernikahan sering habis atau menjadi kurang baik, tetapi jika ada Tuhan dalam kehidupan kita, anggur yang baik – sukacita yang sejati - akan tetap ada.

11. Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Pelajaran 11 – Semua MujizatNya Membawa Kita Untuk Semakin Percaya KepadaNya
Ketika kita mengalami jamahan dan mujizatNya, tidak ada hal lain lagi yang bisa kita perbuat kecuali memuliakan Dia dan semakin mempercayakan kehidupan kita ke dalam tanganNya.