Jumat, 08 Februari 2008

Tiga Jenis Makanan Rohani

Sebagaimana layaknya tubuh kita perlu makanan, maka sebagai orang percaya kerohanian kita juga perlu diberi makan. Setidaknya ada tiga jenis makanan rohani yang harus dimakan oleh orang-orang percaya agar kerohaniannya bertumbuh.

1. Firman Allah – Rhema
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4)

Makanan rohani pertama yang harus dimakan adalah Firman yang keluar dari mulut Allah. Dalam bahasa aslinya kata firman yang dipakai adalah rhema, yang berarti firman yang fresh, hidup, bukan firman yang kita dengar minggu lalu atau tahun lalu, tetapi firman yang kita dengar saat ini, firman yang berbicara secara pribadi kepada kita.

Sebenarnya, inilah kunci kemenangan dalam kehidupan rohani kita, yaitu senantiasa mendapat rhema. Rhema-lah yang membuat Paulus bisa bertahan menghadapi segala macam tantangan untuk kemudian bersaksi di Roma (Kisah 23:11). Rhema-lah yang menghasilkan iman (Roma 10:17). Rhema­-lah yang mendorong kita untuk meminta dalam doa kita dan kemudian dikabulkan (Yohanes 15:7).

Bagaimana supaya kita penuh dengan rhema? Sediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Biasakan memuji dan menyembahNya. Jagalah hubungan pribadi anda dengan Tuhan, maka Ia akan senantiasa memberikan tuntunanNya dan berbicara di hati kita.

2. Melakukan Kehendak Tuhan
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.(Yohanes 4:34)
Tidak cukup kita hanya mendapat rhema. Kita perlu selalu melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Setelah kita mendapat rhema, setelah kita mendengar Dia berbicara dan menyampaikan apa yang Dia ingin untuk kita lakukan, maka selanjutnya bagian kita adalah melaksanakannya. Pada waktu kita taat, pada waktu kita melakukan apa yang Dia perintahkan, maka kekuatan rohani kita akan bertambah.

3. Menghadapi Tantangan
Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." - Bilangan 14:9
Makanan selanjutnya adalah tantangan atau masalah yang timbul karena melakukan kehendak Tuhan. Ada masalah-masalah yang timbul karena kesalahan atau dosa kita. Untuk hal ini, kita perlu bertobat dan minta ampun. Tetapi ada masalah atau persoalan yang muncul karena kita melakukan kehendak Tuhan. Jangan kita lari, tapi hadapi dan “telan habis” seperti yang dikatakan di Bilangan 14:9. Dalam terjemahan KJV dikatakan “they are bread for us”. Mereka cuma roti yang akan kita telan habis.
Seringkali, janji yang Tuhan berikan “mengandung masalah” yang harus dihadapi sebelum terealisasi dalam hidup kita. Karena itu, tetapkan dalam hati bahwa kita tidak akan mundur ketika menghadapi masalah saat sedang melakukan kehendak Tuhan. Jika kita setia melakukan bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagianNya sehingga apa yang Ia janjikan akan nyata dalam hidup kita. Tidak hanya itu, kerohanian kitapun akan semakin kuat ketika kita bersama Dia menghadapi masalah dan “menelan habis” semua tantangan yang ada di depan kita.

Selasa, 05 Februari 2008

Tawanan Roh

Orang-orang yang dipakai Tuhan dan membuat sejarah adalah mereka yang menjadi “tawanan Roh”. Mereka tidak hanya mengizinkan Roh Kudus menuntun hidup mereka, tetapi mereka membiarkan diri mereka “ditawan” atau “dipaksa” oleh Tuhan lewat keadaan atau situasi yang mereka hadapi. Dengan mempelajari hidup mereka, kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja lewat kehidupan mereka.

1. Rasul Paulus
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ – Kisah Para Rasul 20:22

Rasul Paulus merupakan rasul yang dipakai Tuhan secara luar biasa. 13 kitab di Perjanjian Baru jelas ditulis olehnya. Dampak pelayanannya terus berlanjut ribuan tahun sampai saat ini. Apa yang menyebabkan ia begitu berhasil dalam pelayanannya? Ia membiarkan dirinya “ditawan” oleh Tuhan, dibawa ke tempat-tempat seperti yang Tuhan mau. Hasilnya, di istana kaisar Paulus tidak hanya bisa bersaksi, ia bahkan bisa membangun satu kumpulan orang-orang kudus (Filipi 4:22)

2. Daniel, Sadrakh, Abednego
Di antara mereka itu (para tawanan yang diangkut ke Babel) ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego). – Daniel 1:6

Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah para tawanan yang diangkut ke dalam pembuangan ke Babel. Seandainya mereka boleh memilih, mungkin mereka tidak mau dibawa ke Babel. Tetapi karena mereka adalah tawanan, mereka tidak punya pilihan. Menolak bisa berarti kematian.

Mereka juga diharuskan untuk sekolah di Babel. Mereka diharuskan belajar bahasa dan tulisan orang Kasdim. Mereka tidak bisa memilih apa yang ingin mereka pelajari, karena mereka tawanan. Mereka menurut, tetapi mereka tetap menjalankan ibadah mereka secara pribadi. Akibatnya, Alkitab mencatat bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada orang-orang berilmu yang ada di Babel (Daniel 1:20).

Dampak berikutnya yang sangat penting dalam kehidupan mereka sebagai tawanan di Babel adalah keluarnya surat keputusan oleh Nebukadnezar yang melarang penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh, Abdenego. Dengan kata lain, mereka yang adalah tawanan di Babel memiliki jaminan kebebasan beribadah kepada Tuhan (Daniel 3:28,29).

Tidak hanya itu, ibadah yang taat di dalam kehidupan Daniel - di tengah-tengah statusnya sebagai tawanan – menyebabkan Nebukadnezar memuji, meninggikan, dan memuliakan Raja Sorga (Daniel 4:37). Bahkan Raja Darius mengeluarkan perintah bagi rakyat di seluruh kerajaannya untuk takut dan gentar akan Allahnya Daniel (Daniel 6:27,28).

3. Ester
Ester juga seorang tawanan karena ia termasuk orang-orang buangan yang dibawa ke Babel (Ester 2:5-7). Pada masa mudanya, karena ia sangat cantik, ia dibawa untuk dipersiapkan menjadi gundik raja Ahasyweros. Jika ia bisa memilih, mungkin ia ingin menikah dengan seorang pemuda ganteng pilihan hatinya sendiri. Tetapi karena ia tawanan, ia tidak punya pilihan. Ia harus menyerahkan masa mudanya, bahkan hidupnya kepada seorang raja kafir.

Ester tidak hanya menjalani hidupnya sebagai tawanan di Babel, tetapi ia juga membiarkan hidupnya “ditawan” oleh kehendak Tuhan sehingga membawa keselamatan besar bagi bangsanya. Ribuan tahun kemudian, ucapannya & tindakannya tetap dikenang oleh banyak orang. Sampai hari ini kita mengenal istilah “puasa Ester”, yaitu puasa yang dilakukan oleh Ester dan dayang-dayangnya dan semua orang Yahudi di benteng Susan selama tiga hari untuk mendukung Ester yang akan menghadap raja (Ester 4:16).

4. Pelayan Naaman
Barangkali kita berpikir bahwa Daniel dan teman-temannya adalah orang-orang pintar sehingga walaupun tawanan, kepandaiannya menyebabkan mereka bisa berguna di tangan Tuhan. Ester bisa berguna di tangan Tuhan karena ia cantik, bahkan sangat cantik. Bagaimana dengan orang-orang yang tidak cukup pintar, tidak ganteng atau tidak cantik? Apakah bisa berguna di tangan Tuhan?
Alkitab mencatat seorang pelayan, budak wanita yang bekerja pada Naaman. Dialah yang memberitahukan bahwa Naaman – yang ketika itu sakit kusta – bisa sembuh jika datang kepada nabi Elisa (2 Raja-raja 5:2,3).

Naaman – yang adalah seorang panglima raja Aram - tidak hanya sembuh, tetapi memutuskan untuk menjadi penyembah TUHAN (2 Raja-raja 5:17,18). Mengapa Naaman yang sebelumnya termasuk golongan kafir kemudian memutuskan untuk menyembah Tuhan yang hidup? Karena ia mengalami mujizat, disembuhkan/ ditahirkan dari kustanya setelah bertemu dengan nabi Elisa. Mengapa ia bisa percaya dan kemudian datang ke nabi Elisa? Karena Tuhan memakai seorang tawanan wanita yang bekerja sebagai pelayan di rumahnya. Kalau pelayan tersebut tidak mengizinkan Tuhan memakai mulutnya untuk menyampaikan kabar baik kepada tuannya, ceritanya mungkin lain.

Apakah anda hidup sebagai tawanan Roh? Jika kita tidak hanya mengizinkan Dia menuntun hidup kita, tetapi juga membiarkan Dia “memaksa” kita, menjadikan kita tawanan Roh, akan banyak pekerjaan besar yang bisa Ia lakukan melalui hidup kita.

Senin, 04 Februari 2008

Allah Turut Bekerja Mendatangkan Kebaikan

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Roma 8:28

Salah satu janji yang Tuhan berikan adalah bahwa Ia turut bekerja dalam segala sesuatu - dalam segala keadaan, dalam segala situasi - dengan tujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Dalam penerapannya, seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita berkata “Roma 8:28”, yang berarti melalui masalah yang sedang kita hadapi, ada kebaikan yang Tuhan berikan. Bahkan, tidak jarang kita menganggap semua yang kita alami – entah baik atau buruk – kita katakan bahwa Tuhan campur tangan untuk kebaikan kita. Kita katakan Tuhan ijinkan untuk kebaikan kita. Ketika tidak lulus dalam beberapa mata kuliah kita katakan Tuhan ijinkan untuk kebaikan kita. Ketika sedang sakit, kita katakan Tuhan ijinkan itu untuk mengajar kita. Ketika sedang menghadapi musibah, kita katakan Tuhan merancangkan hal itu untuk kebaikan kita. Benarkah demikian?

Kalau kita baca dengan teliti, janji yang Tuhan berikan pada ayat tersebut mempunyai syarat. Janji tersebut tidak diberikan kepada semua orang. Ada syarat yang harus dipenuhi. Apa saja syarat tersebut?

Setidaknya ada dua syarat atau kondisi yang harus dipenuhi supaya kita bisa berkata bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

o Kondisi Pertama
Janji tersebut ditujukan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Janji tersebut tidak diberikan kepada orang-orang yang tidak mengasihi Tuhan. Apakah anda mengasihi Tuhan? Mengasihi Tuhan merupakan keputusan, bukan suasana hati. Jika anda ingin menikmati janji yang ada dalam Roma 8:28, pastikan bahwa anda sudah memutuskan untuk mengasihi Tuhan.

o Kondisi Kedua
Janji tersebut ditujukan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencanaNya. Salah satu wujud dari kasih kita kepadaNya adalah dengan hidup sesuai rencanaNya. Setiap orang yang beribadah kepada Dia memiliki panggilan, memiliki tugas yang sudah ditetapkanNya (Efesus 2:10). Ada orang-orang yang dipanggil, diberi tugas untuk melayani Dia sepenuh waktu (fulltimer), ada yang bekerja sambil melayani di gereja, ada yang melayani sambil bekerja atau memiliki usaha, ada juga yang dipanggil seperti Daniel untuk menjadi pendoa di tempat pekerjaannya. Melakukan panggilan dan tugas yang Ia percayakan kepada kita merupakan hal yang sangat penting. Di situlah kita akan mengalami perlindungan, provision dan anugerahNya yang melimpah.

Apakah anda mengasihi Tuhan? Apakah anda sedang mengerjakan apa yang Tuhan tugaskan bagi anda? Jika jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut adalah “ya”, maka anda dapat berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saya yang mengasihi Dia, yaitu bagi saya yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.