Senin, 16 November 2009

Pelangi Kasih - Padang Gurun

Jalan hidup tak selalu tanpa kabut yang pekat...

Namun kasih Tuhan nyata pada waktu yang tepat...

Mungkin langit tak terlihat oleh awan yang gelap...

Di atasnyalah membusur p’langi kasih yang kekal...

Habis hujan nampak pelangi bagai janji yang teguh...

Di balik duka menanti pelangi kasih Tuhanku...


Bait lagu di atas dinyanyikan oleh Louis Hutauruk lebih dari 20 tahun yang lalu. Dalam kenyataannya, memang seperti yang dikatakan dalam syair lagu tsb, ada badai, ada persoalan dan berbagai masalah yang dihadapi anak-anak Tuhan. Ketika kita sungguh-sungguh mengikut Tuhan, seringkali justru masalah semakin banyak. Kadang-kadang hal itu terjadi juga bukan karena kesalahan kita, tetapi akibat kesalahan orang lain. Bisa juga terjadi karena keadaan tertentu yang di luar kendali kita. Bila kita mau mempelajari Alkitab, ternyata semua hal tersebut juga ada tercatat di dalam firmanNya.


Padang Gurun

Setiap anak Tuhan, cepat atau lambat akan masuk ke dalam pengalaman padang gurun. Hal pertama yang ditemui oleh bangsa Israel setelah keluar dari Mesir, setelah mengalami mujizat Laut Teberau yang terbelah, adalah Padang Gurun Syur.

Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air – Keluaran 15:22

Syur artinya wall atau dinding. Setelah mengalami mujizat yang sangat dahsyat yang membuat orang Israel dan Miryam menari serta menyanyikan pujian kepada Tuhan (Keluaran 15:1-21), mereka harus masuk padang gurun ”dinding” yang membuat mereka tidak bisa melihat apa-apa kecuali padang gurun. Pernahkah Anda mengalami hal ini?

Setelah pengalaman yang dahsyat, berjumpa dengan Tuhan yang membuat kita tersungkur dan menyembah Dia, justru terjadi hal yang nampaknya sangat bertolak belakang dengan apa yang dijanjikan.


Saulus mengalami hal ini. Ia berjumpa dengan Tuhan dalam perjalanannya ke Damsyik. Pengalaman ini membuat ia berubah total dan menjadi pengikut Yesus tanpa ada seorangpun yang menginjili dia. Tetapi apa yang terjadi selanjutnya? Ia buta selama tiga hari. Ia tidak bisa melihat sampai Ananias datang dan mendoakannya sehingga bisa melihat kembali, penuh dengan Roh Kudus dan kemudian dibaptis (Kisah 9:3-18).


Tuhan Yesus juga mengalami hal yang sama. Setelah dibaptis dan penuh dengan Roh Kudus, Ia justru dibawa oleh Roh ke padang gurun dan kemudian berpuasa 40 hari 40 malam dan dicobai oleh iblis.


Daud juga mengalami hal yang sama. Setelah diurapi oleh Samuel ketika masih remaja, nampaknya semua baik-baik saja sampai tiba masanya ia dikejar-kejar Saul karena iri dan mau dibunuh. Dan pengalaman ini tidak terjadi selama tiga hari atau tiga minggu atau tiga tahun. Saul berkuasa selama 40 tahun sebelum akhirnya Daud menggantikannya sebagai raja pada waktu berumur 30 tahun. Jadi ada waktu yang cukup lama – belasan tahun - bagi Daud untuk tinggal di ”padang gurun”.


Bagaimana dengan Yusuf? Bagaimana dengan Yakub? Abraham? Semua hamba-hambaNya melalui masa padang gurun untuk pembentukan karakter yang kuat dan dapat diandalkan.


Bagaimana dengan Anda? Apakah saat ini adalah masa padang gurun buat Anda? Semoga kita semua tidak lari dari pembentukan Tuhan karena setelah padang gurun, hasil yang didapat adalah power dari Tuhan yang berarti kekuatan karakter ilahi dan pengurapan untuk melakukan pekerjaanNya.


Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. (Lukas 4:1,14)