Kamis, 31 Januari 2008

Pertumbuhan Rohani

Sebagai orang percaya, sewajarnya kerohanian kita terus bertumbuh sejalan dengan bertambahnya waktu. Beberapa ayat di bawah ini di antaranya menunjukkan pertumbuhan rohani yang menyangkut pengertian, anugerah, iman, kekuatan, manusia roh, hikmat, dan perkenanan. Bagaimana dengan anda?

1. Amsal 4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. – from brighter to brighter

2. Yohanes 1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; - grace upon grace

3. Roma 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." – from faith to faith

4. Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. – renew their strength, from strength to strength

5. II Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. – renewed day by day, being made stronger each day

6. Lukas 1:80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. – wax strong in spirit

7. Lukas 2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.- increase in wisdom and in favour with God and man

Selasa, 29 Januari 2008

Tiga Jenis Badai

Ada tiga jenis badai yang pernah dialami para pengikut Tuhan. Mereka bukan orang-orang biasa, mereka bukan jemaat biasa, tetapi mereka adalah murid Tuhan, nabi, bahkan rasul yang setia. Dengan mempelajari apa yang mereka alami, setidaknya kita bisa memahami dan tahu apa yang harus dilakukan kalau kita sedang mengalami badai-badai tersebut.

1. Badai Yang Dialami Yunus – Yunus 1:1-16
Badai ini terjadi karena Yunus menolak panggilan Tuhan. Yunus menolak tugas yang Tuhan berikan sehingga ia mengalami badai. Ada satu prinsip yang bisa kita pelajari bahwa ketika kita menolak panggilan Tuhan, ketika kita tidak mengerjakan tugas yang Tuhan berikan kepada kita, maka kita bisa mengalami badai seperti yang dialami Yunus. Badai ini berasal dari Tuhan karena pemberontakan Yunus (ayat 4) dan karenanya tidak bisa “ditengking”.

Sangat menarik membaca kitab Yunus karena kita melihat seseorang yang dekat dengan Tuhan, seorang nabi yang peka dengan suara Tuhan, tetapi tidak menurut perintah Tuhan.Yohanes 14:21 berkata, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Kasih kita kepada Tuhan dinyatakan dengan tindakan kita untuk selalu menuruti perintahNya. PerintahNya bisa secara umum, tetapi juga bisa spesifik dan berbeda-beda, tergantung panggilan yang Tuhan berikan kepada kita.

Apakah anda mengalami banyak persoalan belakangan ini? Apakah anda sedang mengalami badai dalam hidup anda? Dalam bisnis anda? Dalam keluarga anda? Barangkali itu terjadi karena anda sedang lari dari “panggilan Tuhan” dalam hidup anda.

Ketika Yunus bertobat, badai itupun berhenti dan kemudian ia mendapat kesempatan kedua untuk melaksanakan perintahNya. Kalau saat ini anda sedang mengalami badai dan anda tahu bahwa itu terjadi karena anda tidak melakukan apa yang Ia perintahkan, segera bertobat. Minta ampun dan minta petunjukNya. Ia akan membuat segala sesuatu menjadi baik – Roma 8:28.

2. Badai Yang Dialami Murid-murid Yesus – Markus 4:35 - 41.
Badai ini terjadi justru ketika murid-murid ikut bersama Yesus naik ke dalam perahu, yaitu ketika mereka melaksanakan perintah Tuhan. Ada satu pelajaran di sini bahwa ketika kita ikut Tuhan, ketika kita melaksanakan perintahNya, tidak berarti kita tidak akan mengalami badai. Justru ada badai yang akan berusaha menahan kita supaya tidak melakukan apa yang Ia perintahkan. Badai ini berasal dari iblis yang berusaha menahan mereka supaya tidak tiba di seberang untuk melayani seorang yang sedang kerasukan Legion. Ketika mereka membangunkan Yesus yang kemudian segera bertindak, angin ribut itupun berhenti dan danau menjadi teduh.

Ada pelajaran lain lagi di sini, ketika seseorang sedang mengalami badai, sedang mengalami masalah yang nampaknya tidak ada habis-habisnya, belum tentu karena orang tersebut sedang “lari dari Tuhan”. Mungkin justru sebaliknya, ia sedang melaksanakan perintah Tuhan dalam hidupnya dan karenanya harus menghadapi badai dari iblis. Kita tidak berhak menghakimi, sebaliknya kita perlu mendukungnya dalam doa karena sangat mungkin ia sedang diserang habis-habisan oleh iblis.

Apa yang perlu kita lakukan kalau kita mengalami badai ini? “Bangunkan” Yesus! Ia ada bersama kita. Ingatkan Dia bahwa apa yang kita lakukan adalah mengikuti perintahNya. Ia akan bertindak, dan badai itupun akan berhenti.

3. Badai Yang Dialami Paulus – Kisah Rasul 27:9 – 44
Kalau badai yang pertama terjadi karena Yunus tidak menurut perintah Tuhan, badai yang kedua terjadi ketika murid-murid menuruti perintah Tuhan, maka badai yang ketiga – yang dialami Paulus – terjadi karena alasan yang berbeda.

Dua badai pertama terjadi karena adanya kehendak bebas yang bisa digunakan. Ketika ada perintah Tuhan, kita punya kehendak bebas untuk menurut atau tidak. Dua-duanya mengandung resiko badai. Tetapi badai yang dialami Paulus terjadi karena ia tidak punya pilihan. Paulus adalah seorang tawanan. Ia tidak punya kehendak bebas. Badai dan semua kerugian yang terjadi bukan karena kesalahannya, tetapi karena keputusan yang salah dari orang di atasnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini sering terjadi. Jika anda adalah seorang isteri, maka anda ada di bawah otoritas suami anda. Mungkin anda sudah berdoa dan tidak setuju dengan apa yang diputuskan suami anda – misalnya soal bisnis – tetapi suami anda tetap pada keyakinannya. Setelah beberapa saat baru kelihatan bahwa keputusan suami anda salah dan ada kerugian yang timbul dan anda juga harus memikul akibatnya.

Contoh lain, anda seorang karyawan dan atasan anda mengambil keputusan bisnis yang anda tahu bahwa itu salah. Anda sudah peringatkan, tetapi karena ia punya otoritas dan anda tidak, ia tetap pada pendiriannya. Setelah beberapa saat ternyata terbukti keputusan itu salah. Perusahaan mengalami kerugian dan akibatnya anda juga tidak mendapat bonus.

Apa yang harus kita lakukan jika kita ada dalam posisi ini? Tetap rendah hati, tidak memberontak, tetap mencari Tuhan dalam doa untuk mendapat jalan keluarnya seperti yang dilakukan oleh Paulus (ayat 21 – 26).

Badai apa yang sedang anda alami saat ini? Periksalah hati anda apakah anda ada di dalam jalur kehendakNya. Jika ya, teguhkanlah hatimu.... "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." - Roma 8:28

Senin, 28 Januari 2008

Psalms 118:8

This is pretty strange how it worked out this way. Even if you are not religious, you should read this.
Sebenarnya sangat aneh bagaimana bisa terjadi demikian. Bahkan jika Anda tidak terlalu suka akan hal-hal rohani, sebaiknya Anda tetap membacanya.

Q: What is the shortest chapter in the Bible?
Pasal terpendek di Alkitab?
A: Psalm 117 - Mazmur 117

Q: What is the longest chapter in the Bible?
Pasal terpanjang di Alkitab?
A: Psalm 119 - Mazmur 119

Q: Which chapter is in the centre of the Bible?
Pasal yang terletak tepat di tengah Alkitab?
A: Psalm 118 - Mazmur 118

Facts: There are 594 chapters before Psalms 118. There are 594 chapters after Psalms 118. Add these numbers up and you get 1188.
Ada 594 pasal sebelum Mazmur 118 dan 594 pasal sesudahnya. Jumlahkan kedua angka ini, hasilnya 1188.

Q: What is the centre verse in the Bible?
Ayat yang terletak tepat di tengah Alkitab?
A: Psalm 118:8 - Mazmur 118:8

Does this verse say something significant about God's perfect will for our lives?
Apakah ayat ini berbicara sesuatu yang penting tentang kehendak Tuhan yang sempurna bagi hidup kita?

The next time someone says they would like to find God's perfect will for their lives and that they want to be in the centre of His will, just send them to the centre of His Word!
Lain kali, jika ada yang ingin menemukan kehendak Tuhan yang sempurna bagi hidup mereka dan ingin berada di pusat kehendakNya, kirimkan kepada mereka ayat ini yang berada tepat di tengah Alkitab!

"It is better to trust in the LORD than to put confidence in man."
Psalms 118:8 - NKJV
“Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia.”
Mazmur 118:8

Simon Kirene

Ada cerita menarik di balik penyaliban Yesus. Kisah ini dicatat oleh Matius, Markus, dan Lukas. Ketika itu Yesus diharuskan berjalan sambil memikul salibNya sendiri menuju bukit Golgota. Tetapi karena sudah disiksa sebelumnya, Ia tidak kuat lagi memikul salib tersebut. Oleh karena itu, seorang yang bernama Simon dari Kirene, dipaksa untuk memikul salib Yesus (Matius 27:32).

Jadi, Simon dari Kirene mengikut Yesus karena terpaksa. Jelas bukan merupakan hal yang enak, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Menolak memikul salib untuk mengikut Yesus bisa berarti kehilangan nyawa bagi Simon. Tidak dapat dibayangkan bagaimana perasaan Simon Kirene ketika ia berjalan dengan susah payah, memikul salib dan mengikut Yesus.

Tetapi cerita tersebut tidak berakhir di situ. Banyak peneliti sejarah Alkitab percaya bahwa Simon dari Kirene termasuk satu dari sedikit orang yang tetap berada di dekat Yesus pada saat Ia disalibkan. Sementara semua murid lainnya melarikan diri (Matius 26:56), Simon dari Kirene mendapatkan hak istimewa untuk mendampingi Yesus sampai kematianNya. Ia melihat keajaiban yang terjadi menjelang kematian Yesus. Ia mendengar tujuh perkataan terakhir yang diucapkan Yesus. Ia melihat bagaimana banyak orang yang pulang dan menyesal sambil memukul-mukul diri setelah melihat kematian Yesus di kayu salib (Lukas 23:48).

Banyak peneliti Alkitab yang percaya bahwa Simon terus berada di situ dan kemudian mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Keinginan tahunya membawa Simon untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan JuruselamatNya. Ia ikut terlibat dalam persekutuan orang percaya. Ia ikut menikmati kebangkitan Yesus dari kematianNya yang kemudian disusul dengan pencurahan Roh Kudus. Ia hadir pada saat Roh Kudus dicurahkan dan murid-murid penuh dengan Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Salah satu di antara bahasa lain itu adalah bahasa orang Kirene (Kisah Rasul 2:10). Kemungkinan besar, Simon Kirene juga mengalami pencurahan Roh Kudus saat itu.

Lama setelah itu, kedua anak Simon Kirene, yaitu Aleksander dan Rufus, menjadi orang-orang yang dikenal aktif dalam gereja mula-mula (Markus 15:21). Tidak hanya itu, Rasul Paulus bahkan menyebutkan Rufus sebagai orang pilihan Tuhan. Bahkan, isteri Simon Kirene dianggap sebagai ibu oleh Paulus (Roma 16:13).

Ketika Simon dipaksa untuk memikul salib dan mengikut Yesus, mungkin saat itu ia tidak mengerti. Mungkin ia hanya menurut karena tidak mampu melawan. Tetapi bertahun-tahun kemudian, keluarganya dikenal sebagai orang-orang pilihan Tuhan.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah mengalami saat-saat dimana Anda diharuskan memikul salib dan terus mengikut Dia? Mungkin - sama seperti Simon Kirene - bukan karena kesalahan Anda tetapi Andalah yang harus memikul akibatnya. Kalau saat ini Anda sedang mengalami hal tersebut, ingatlah bahwa tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan orang percaya. Semua hal tidak enak yang sedang Anda alami saat ini mungkin adalah salib yang harus Anda pikul yang akan menghasilkan perkara yang indah.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Roma 8:28

Lima Hal Penting

Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.Mazmur 37:3,4

Raja Daud mengajarkan lima hal penting dalam kehidupan. Kelima hal ini merupakan prinsip hidupnya yang mendasari keberhasilannya sebagai pemimpin yang berkenan kepada TUHAN.

1. Percayalah Kepada TUHAN.
Dari sejak masa mudanya, Daud - yang memulai karirnya sebagai seorang gembala kambing domba – sudah belajar untuk percaya kepada TUHAN. Karirnya terus menanjak sekalipun ia harus berperang menghadapi raksasa Goliat, orang-orang Filistin dan musuh-musuh lainnya. Dalam setiap keadaan, bahkan ketika ia sangat terjepit, Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN. ”Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (I Samuel 30:6).
Apakah Anda sedang mengalami kesulitan? Apakah Anda sedang terjepit saat ini? Apakah nyawa Anda terancam saat ini? Daud mengajarkan untuk tetap percaya kepada TUHAN. Kepercayaan kepada TUHAN adalah soal keputusan, bukan soal perasaan. Anda yang memutuskan untuk tetap percaya kepada TUHAN atau tidak, dan hal ini tidak tergantung pada keadaan. Marilah kita belajar untuk senantiasa percaya kepada TUHAN, apapun yang terjadi.

2. Lakukanlah Yang Baik.
Tidak cukup hanya percaya kepada TUHAN. Ada bagian yang harus Anda kerjakan. Daud mengajarkan untuk tetap melakukan apa yang baik. Sementara Anda percaya dan berharap kepada TUHAN, lakukanlah yang baik. Bekerjalah dengan baik, berkaryalah dengan baik. Apakah Anda sedang mengharapkan kesembuhan dari TUHAN? Lakukan hal yang baik untuk menunjang proses kesembuhan Anda, misalnya menyeleksi makanan yang masuk ke dalam tubuh Anda dan beristirahat dengan cukup. Apakah Anda sedang berdoa untuk pemulihan keluarga Anda? Lakukanlah yang baik bagi keluarga Anda. Sediakanlah waktu yang cukup bagi keluarga Anda, jadilah anggota keluarga yang baik. Apakah Anda berharap bisnis Anda berhasil? Disamping berdoa dan percaya kepada TUHAN, kerjakanlah bisnis Anda dengan baik dan benar. Pelajarilah cara-cara untuk lebih efektif dan efisien. Kerjakanlah yang baik!

3. Diamlah di Negeri.
Pada saat menantikan pertolongan TUHAN, seringkali Anda harus belajar ”berdiam diri” dan membiarkan TUHAN bekerja sesuai dengan caraNya. Seringkali caraNya tidak seperti cara Anda. Anda tetap perlu melakukan pekerjaan baik, tetapi Anda harus tetap berada pada ”koridor” TUHAN; Anda tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dan melakukannya dengan cara-cara yang tidak Ia kehendaki. Bagi kebanyakan orang, hal ini yang paling sulit. Kita terbiasa untuk segera bergerak dan mencari jalan pintas. Ratapan 3:26 berkata ”Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” Mazmur 37:4 berkata,”Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri,”

4. Berlakulah Setia
Selanjutnya diperlukan kesetiaan. Orang yang berlaku setia dikenan TUHAN (Amsal 12:22). Kesetiaan diuji dengan waktu. Kesetiaan diuji dengan hambatan, batu sandungan, dan seringkali penderitaan jasmani. Pada waktu Ayub mengalami ujian, ia berkata ”Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” (Ayub 23:10). Ujian merupakan proses pemurnian. Untuk lulus dalam ujian tersebut diperlukan kesetiaan. Belajar untuk tetap setia kepada TUHAN apapun yang Anda alami.

5. Bergembiralah karena TUHAN
Terakhir, bergembiralah karena TUHAN! Biasanya, kita bisa bergembira ketika mendapat berkat, ketika memperoleh kesembuhan, ketika mendapat kenaikan gaji, atau mendapat bonus. Tetapi Daud mengajarkan untuk bergembira bukan sekedar karena kita diberkati atau karena doa-doa kita dijawab, tetapi lebih dari itu, supaya kita bergembira karena TUHAN. Apakah Anda pernah bergembira karena TUHAN? Apakah Anda lebih menghargai TUHAN dibandingkan dengan berkat-berkatNya? Apakah selama ini keinginan Anda tidak pernah terkabul? Mungkin Anda jarang atau bahkan belum pernah bergembira karena TUHAN. Marilah kita belajar untuk percaya kepada TUHAN, melakukan yang baik, diam di negeri, berlaku setia, dan bergembira karena TUHAN! JanjiNya di Mazmur 37:4, "maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu”.

Tiga Hal Penting Dalam Doa

"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku. - Mazmur 91:14-16

Ada tiga hal yang diajarkan Mazmur 91 mengenai doa.

1. Hati yang Melekat kepada Tuhan.
FirmanNya mengatakan bahwa mereka yang hatinya melekat kepada Tuhan, akan diluputkan. Diluputkan dari apa? Diluputkan dari malapetaka, diluputkan dari bahaya, diluputkan dari masalah. Kalau kita setia beribadah kepadaNya, tidak dijanjikan tidak akan ada masalah, tetapi Ia berjanji bahwa kita akan diluputkan, kita akan diselamatkan dari masalah tersebut. Amsal 11:8 mengatakan ”Orang benar diselamatkan dari kesukaran”. Apakah hati kita cukup melekat kepadaNya? Tidak berarti kita harus berdoa berjam-jam setiap hari. Bagi kita yang bekerja, hati yang melekat kepadaNya bisa dinyatakan lewat sikap hati kita yang selalu tertuju kepadaNya, selalu bertanya kepadaNya sebelum mengambil keputusan apapun. Milikilah hati yang melekat kepadaNya, maka kita akan diluputkan dari masalah-masalah atau malapetaka yang memang tidak perlu kita alami.

2. Mengenal Nama Tuhan.
Nama atau gelar atau sebutan tentang Tuhan yang kita kenal, yang kita percayai, yang kita akui merupakan pernyataan iman kita. Amsal 18:10 mengatakan”Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Kalau kita mengenal Dia sebagai Tuhan Sang Penyembuh (Jehovah Rapkah), maka ada perlindungan, ada benteng di sekeliling kita dari segala serangan penyakit. Kalau sampai sakitpun, kita bisa mengakui Tuhan sebagai penyembuh kita dan hal itu yang akan menarik kuasa kesembuhanNya ke dalam hidup kita. Kalau kita mengenal Dia sebagai Tuhan Yang Menyediakan (Jehovah Jireh), maka benteng perlindungan dari segala kekurangan akan memagari kita. Tuhan akan selalu menyediakan yang kita butuhkan pada waktuNya, lewat caraNya. Kalau kita mengenal Dia sebagai Sang Gembala (Jehovah Rohi), maka ada benteng perlindungan yang menjaga kita dari jalan yang sesat. Tuhan akan semakin jelas menuntun jalan hidup kita. Amsal 4:18 mengatakan ”Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari”. Kalau kita mengenal Dia sebagai Sang Damai (Jehovah Shalom), akan ada benteng damai sejahtera di sekeliling kita yang melindungi kita dari segala kekuatiran dan keresahan. Seberapa banyak Anda mengenal nama Tuhan sebanyak itulah benteng perlindungan yang ada di sekeliling Anda.

3. Berseru kepadaNya.
Tidak cukup kita hanya melekat kepadaNya, tidak cukup kita hanya mengenal nama Dia. Kita juga perlu berseru kepadaNya. Kita perlu belajar exercise (melatih) iman kita dengan cara berseru kepadaNya. Kalau kita hanya berseru tanpa melekat kepadaNya, seruan kita tidak berdampak banyak. Kalau kita berseru tanpa mengenal namaNya, iman kita tidak terfokus pada hal yang sedang kita doakan. Kalau kita melekat kepadaNya dan mengenal namaNya, seruan kita akan berbobot. Doa kita akan sangat berkuasa sebab kita berseru dengan hati yang melekat kepadaNya dan iman yang penuh. Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa doa kita didengar dan dijawabNya.

Minta, Cari, Ketok

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu – Matius 7:7

Ada tiga syarat sederhana yang dikatakan Tuhan Yesus tentang doa.

1. Mintalah.
Apakah Anda pernah meminta dari Tuhan? Apakah Anda sudah pernah menyampaikan keinginan Anda dalam doa? Yakobus 4:2 mengatakan “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa”. Jika kita tidak pernah berdoa, tidak pernah menyampaikan keinginan kita kepada Tuhan, berarti tidak ada yang perlu Tuhan lakukan bagi kita. Seorang hamba Tuhan pernah berkata, “God does some things in answer to prayer that He will not do for any other reason”. Ada hal-hal yang dilakukan Tuhan semata-mata karena ada yang memintanya dalam doa. Rasul Paulus juga berkata “nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6). Jika kita ingin mendapat sesuatu dari Tuhan, kita harus memulainya dengan memintanya dalam doa.

2. Carilah.
Hal kedua yang dikatakanNya adalah “Carilah!”. Apa yang perlu dicari? Matius 6:33 mengatakan “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya”. FirmanNya adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Carilah FirmanNya! Carilah janjiNya! Apa yang Anda inginkan? Carilah janjiNya mengenai hal tersebut. Apakah Anda ingin kesembuhan? Carilah janjiNya tentang kesembuhan. Apakah Anda ingin sukses? Carilah janjiNya tentang kesuksesan. Apakah Anda ingin keluarga Anda dipulihkan? Carilah janjiNya tentang keluarga. Apakah Anda ingin diberkati secara materi? Carilah semua janjiNya mengenai hal tersebut. Semua ada tertulis di dalam Alkitab. Dengan kata lain, lengkapi semua permohonan doa Anda dengan janjiNya, dengan FirmanNya. Yesaya 43:26 berkata “Ingatkanlah Aku, marilah kita beperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!". Dalam terjemahan Inggris Kontemporer dikatakan, “Meet Me in court! State your case and prove that you are righ!t” (Temuilah Aku di pengadilan! Nyatakan kasusmu dan buktikan bahwa engkau benar!) Ternyata, Tuhan menunggu kita untuk datang kepadaNya dan meminta dengan membawa janjiNya mengenai hal yang kita minta dalam doa. Apakah Anda sudah cukup rajin untuk mencari semua janjiNya bagi Anda?

3. Ketoklah.
Terakhir, tidak cukup kita hanya meminta, tidak cukup kita hanya mencari, tetapi kita juga harus “mengetok”. Mengetok pintu harus dilakukan berulang-ulang. Artinya, dibutuhkan ketekunan untuk memperoleh jawaban doa kita. Tidak cukup kita hanya meminta dan mencari, tetapi kita juga harus tekun. Ketekunan menunjukkan seberapa serius kita dengan keinginan kita, seberapa serius kita dengan doa kita. Ketekunan menunjukkan seberapa jauh kita percaya bahwa doa kita tidak sia-sia. Ketekunan membedakan orang-orang sukses dengan yang lainnya. Apakah Anda cukup tekun dalam berdoa?

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu - Ibr 10:36

Doa Orang Benar

Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. – Yakobus 5:16b
(The effectual fervent prayer of a righteous man availeth much – terj KJV)


Apakah doa Anda seringkali tidak memperoleh jawaban? Kitab Yakobus mengajarkan tentang doa yang berkuasa. Ada tiga syarat untuk bisa berdoa dengan efektif.

1. Doa orang benar.
Doa yang efektif adalah doa yang dipanjatkan oleh orang benar. Siapakah yang dimaksud dengan orang benar? Alkitab mengajarkan, yang disebut orang benar adalah mereka yang “dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus Kristus” (Roma 3:26, 5:1). Orang benar adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga mereka dibenarkan. Mereka bukannya tidak pernah berbuat salah, tetapi mereka dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah Anda termasuk orang benar?

2. Dengan Yakin Didoakan.
Doa yang efektif muncul karena adanya keyakinan. Bagaimana kita bisa berdoa dengan yakin? Pertama, keyakinan muncul karena doa tersebut lahir dari iman. Dan karena iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Roma 10:17), maka berdoa dengan yakin bisa terjadi karena ada dasar Firman Tuhan yang kita pegang. Biasakan berdoa dengan memegang janji Tuhan untuk permohonan doa kita tersebut. Kedua, keyakinan bisa muncul karena tidak ada tuduhan di hati kita. Itu sebabnya, Yakobus 5:16a mengajarkan untuk kita saling mengaku dosa kita sebelum saling mendoakan. Pengakuan dosa yang tulus akan menghilangkan tuduhan di hati kita. Apakah Anda cukup punya iman untuk menaikkan doa Anda? Jika belum, selidikilah Firman Tuhan. Carilah dan kemudian peganglah janjiNya dalam doa Anda! Setelah itu, selidikilah hati Anda. Apakah ada dosa yang perlu dibereskan? Apakah ada kesalahan yang perlu diakui?

3. Ketekunan.
Yakobus 5:17 memberikan contoh tentang Elia yang berdoa dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam doa melibatkan ketekunan. Elia berdoa dengan tekun, tujuh kali berdoa sebelum muncul awan sebesar telapak tangan yang menghasilkan hujan. Apakah Anda cukup tekun dalam berdoa?

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya - Yohanes 15:7

Doa Yang Dijawab

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu - Ibr 10:36

Ada tiga hal yang diperlukan agar kita dapat memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan melalui doa kita:

1. Ketahui dengan pasti apa yang Anda inginkan dan pastikan kehendak Allah yang berhubungan dengan hal tersebut. Pastikan bahwa apa yang Anda inginkan tersebut sejalan dengan Firman Tuhan. Apakah Anda ingin sembuh dari penyakit? Carilah janji-janjiNya tentang kesembuhan, misalnya Keluaran 15:26. Apakah Anda merasa hidup di bawah kutuk dan ingin dibebaskan? Baca dan renungkan Galatia 3:13.

2. Lakukan apa yang menjadi bagian kita, khususnya sehubungan dengan janji yang Ia berikan. Apakah Anda selalu kekurangan? Salah satu penghalang berkat jasmani adalah masalah persepuluhan dan persembahan khusus (Maleakhi 3:10). Apakah Anda setia memberikan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus? Ketika kita sudah berdoa dan meminta dari Tuhan, ada bagian yang harus kita kerjakan. Jika kita berdoa meminta kesembuhan, kita juga harus melakukan bagian kita untuk menjaga dan memelihara kesehatan tersebut.

3. Ketekunan. Jika kita sudah tahu kehendak Allah bagi kita dan sudah melakukan bagian kita, maka selanjutnya yang diperlukan adalah ketekunan. Ketekunan akan membuat perbedaan yang besar di antara mereka yang sedang menantikan pertolongan Tuhan. Apakah Anda cukup tekun melakukan bagian Anda? Apakah Anda cukup tekun berdoa? Daniel di Perjanjian Lama, tidak hanya dikenal sebagai orang yang mempunyai excellent spirit. Ia juga dikenal sebagai orang yang tekun dalam menyembah Tuhan (Daniel 6:17,21). Apakah Anda cukup tekun menyembah Tuhan?

Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu - Yohanes 16:24

The Five Finger Prayer

Apakah Anda sulit untuk berdoa? Berikut ini ada tuntunan praktis dalam berdoa yang disebut dengan THE FIVE FINGER PRAYER – Doa Lima Jari.

1. Thumb – Ibu Jari
Ibu jari adalah jari yang paling dekat dengan Anda. Jadi, mulailah berdoa untuk orang-orang yang dekat dengan Anda. Mereka lebih mudah untuk diingat. Berdoa untuk orang-orang yang Anda kasihi merupakan “a sweet duty”, merupakan tugas yang menyenangkan.

2. Fore Finger, Pointing Finger – Jari Telunjuk
Jari berikutnya adalah jari telunjuk. Berdoalah untuk mereka yang mengajar, memberikan instruksi, pelatihan, dan tim medis yang melakukan diagnosa dan tindakan untuk penyembuhan. Termasuk di antaranya adalah guru, dosen, dokter dan para pelayan Tuhan. Mereka membutuhkan dukungan dan hikmat untuk memberikan petunjuk yang benar kepada orang lain. Doakan mereka selalu.

3. Middle Finger – Jari Tengah
Berikutnya adalah jari tengah, jari yang paling tinggi. Hal ini mengingatkan kita pada para pemimpin. Berdoalah untuk presiden, untuk para pemimpin dalam bisnis, dunia usaha, dunia industri dan administrasi. Mereka mengarahkan bangsa kita dan membentuk pendapat umum. Mereka membutuhkan tuntunan Tuhan.

4. Ring Finger – Jari Manis
Jari keempat adalah jari manis. Jari manis adalah jari yang paling lemah. Mungkin hal ini mengejutkan banyak orang, tetapi para guru piano memang mengatakan demikian. Jadi, hal ini mengingatkan kita untuk berdoa bagi mereka yang lemah, mereka yang sedang menghadapi masalah atau sedang sakit. Mereka membutuhkan doa kita siang dan malam. Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka sudah terlalu banyak didoakan.

5. Little Finger – Jari Kelingking
Terakhir, jari kelingking kita, yaitu jari yang paling kecil. Berdoalah untuk diri kita sendiri, untuk pertumbuhan rohani kita, untuk hubungan kita dengan Tuhan dan untuk hubungan kita dengan orang lain. Daud berkata di dalam Mazmur19:13 “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Tanpa kita sadari, ada banyak kelemahan dalam hidup kita. Segala kelemahan bahkan hal-hal kecil yang sering menjadi batu sandungan bagi orang lain, seharusnya membawa kita untuk terus berdoa bagi diri kita. Selamat Berdoa!

Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu - Yohanes 16:24

The Impossible Takes A Little Longer

Pada akhirnya, apa yang membedakan para pemenang dengan mereka yang kalah? Apa yang membuat seseorang berhasil sekalipun ia tidak terlalu pandai atau tidak terlalu mampu? Seorang manajer baseball berkata “The difference between the impossible and the possible lies in a person’s determination.” Perbedaan tersebut ada pada tekad yang kuat. Vince Lombardi mengatakan “The difference between a successful person and others is not a lack of strength, not a lack of knowledge, but rather a lack of will”. Bukan kurangnya kekuatan atau kurangnya pengetahuan, tetapi kurangnya kemauan yang membuat seseorang tidak sukses. Di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!” (I Kor 9:24).

Untuk bisa menghadapi tantangan, untuk mengubah tantangan tersebut menjadi kesempatan, untuk mengubah semua batu sandungan menjadi batu loncatan, pertama-tama Anda perlu tekad yang kuat. Anda perlu kemauan yang kuat. Yang kedua, Anda juga perlu untuk tekun. Jangan pernah menyerah pada keadaan. Kita perlu menyerah pada kehendak Tuhan, tetapi bukan pada keadaan. Tidak semua keadaan yang kita hadapi adalah kehendak Tuhan. Sebagian besar keadaan tersebut terjadi karena pekerjaan iblis dan harus dihadapi dengan Firman Tuhan dengan tekun dan tekad yang kuat.

Bartimeus yang buta mendapatkan penglihatannya karena ia terus berseru kepada Tuhan Yesus di tengah-tengah kerumunan orang banyak yang begitu bising. Perempuan Siro-Fenisia mendapatkan anaknya sembuh karena ia terus datang kepada Tuhan. Ia memiliki tekad yang kuat, dan ia juga tekun. Dalam perumpamaan tentang hakim yang lalim di Lukas 18, Tuhan Yesus menekankan untuk kita berdoa dengan tekun, dengan tidak jemu-jemu.

Apakah Anda memiliki tekad yang kuat? Seberapa kuat? Apakah Anda cukup tekun? Seberapa tekun? Apakah Anda akan tetap maju sekalipun tidak ada yang mendukung Anda? Seorang penulis buku mengatakan ”The Impossible Takes A Little Longer” – hal-hal yang mustahil itu cuma membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama. Dengan kata lain, kemustahilan itu bisa dikalahkan oleh ketekunan kita, bisa dikalahkan oleh tekad yang kuat.

Alkitab juga mengajarkan hal yang sama. ”Sebab kamu memerlukan ketekunan supaya sesudah melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan” (Ibrani 10:36). ”Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (Yakobus 1:4).

Jika Anda ingin mengubah tantangan menjadi kesempatan, milikilah tekad yang kuat, milikilah ketekunan

Challenge 0r Chance?

Apa yang membedakan seorang pemenang dengan seorang pecundang? Ketika dua belas pengintai dikirim Musa untuk mengintai Tanah Perjanjian (Bilangan 13), mereka kembali dengan laporan yang berbeda. Sepuluh orang menyampaikan berita negatif dengan mengatakan bahwa negeri tersebut penuh dengan raksasa pemangsa manusia. Mereka merasa diri mereka seperti belalang yang tidak berdaya. Hanya Yosua dan Kaleb yang menyampaikan berita positif bahwa bersama Tuhan mereka bisa mengalahkan penduduk asli dan merebut Tanah Perjanjian.

Kedua belas pengintai melihat negeri yang sama. Mereka semua mengakui kesuburan Tanah Perjanjian, mereka sama-sama melihat penduduk asli negeri tersebut, tetapi mereka menyampaikan kabar yang sama sekali berbeda.

Seorang pemenang selalu melihat adanya kesempatan dalam setiap tantangan. Seorang pecundang selalu melihat masalah atau tantangan dalam setiap kesempatan.

“You don’t see what you actually see, but you see what you wanna see. If you’re a winner, you always see chances because that’s all you wanna see.”

Anda tidak melihat yang sebenarnya terlihat oleh mata jasmani Anda, tetapi Anda melihat apa yang ingin Anda lihat. Jika Anda seorang pemenang, Anda akan selalu melihat kesempatan demi kesempatan karena memang itulah yang Anda ingin lihat. Sebaliknya, jika Anda seorang pecundang, maka yang selalu Anda lihat adalah kendala, penghalang, tantangan dan alasan.

Seorang leader pernah berkata, “Kalau Anda ingin maju, jangan pernah punya alasan. Kalau Anda punya segudang alasan Anda tidak akan pernah maju.”

Ada lima D yang perlu dimiliki untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan.

D - Desire (Keinginan)
Apakah Anda punya keinginan untuk mengalami kemajuan? Apakah Anda cukup puas dengan keadaan Anda selama ini? Alkitab mengajarkan untuk mengucap syukur dalam segala keadaan, tetapi Alkitab juga mengajarkan untuk meminta apa yang kita inginkan dari Tuhan (Yohanes 16:24). Sebelum Tuhan Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta, Ia bertanya “Apa yang kamu inginkan supaya Aku perbuat bagimu?” Apakah Anda punya keinginan?

D - Decision (Keputusan)
Salah satu kesulitan yang sering dihadapi banyak orang adalah masalah pengambilan keputusan. Sesungguhnya, banyak orang yang tidak berani mengambil keputusan karena tidak bersedia memikul tanggung jawab atau akibat yang mungkin timbul akibat keputusan yang diambilnya. Mereka yang maju adalah mereka yang berani mengambil keputusan, mengambil langkah awal dan keluar dari zona kenyamanan. Ketika Petrus menyatakan keinginannya untuk berjalan di atas air kepada Yesus, maka ia harus mengambil keputusan untuk mengayunkan langkah pertamanya di atas air ketika Yesus mengundangnya. Setiap keputusan selalu ada resiko, tetapi keberanian menghadapi resiko tersebut yang membuat seseorang menjadi lebih dewasa.

D - Drive (Dorongan)
Keputusan yang telah kita ambil harus diikuti dengan langkah-langkah realisasi. Jika tidak ada, tidak lebih dari sekedar berjalan di tempat. Apakah Anda sudah menetapkan langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan keputusan Anda? Apakah setiap hari Anda melangkah ke arah yang sudah Anda putuskan sebelumnya? Apakah setiap kegiatan Anda sudah sejalan dengan cita-cita, keinginan, atau mimpi Anda?

D - Determination (Tekad)
Setelah kita melangkah, biasanya akan timbul tantangan. Akan ada arus yang melawan arah perjalanan kita. Saat-saat seperti itu dibutuhkan tekad yang bulat untuk tetap berjalan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang memiliki tekad baja untuk tetap melangkah sekalipun ada badai yang menghadang. Ibrani 10:36 mengatakan bahwa kita “... memerlukan ketekunan....” Tekad yang kuat akan menolong kita untuk tetap tekun.


D - Discipline (Disiplin)
Selanjutnya, diperlukan disiplin untuk tetap melakukan hal-hal tertentu sekalipun daging kita menolaknya. Sebuah definisi yang bagus tentang disiplin adalah melakukan sesuatu yang perlu pada saat kita tidak ingin melakukannya. Seorang pengusaha terkenal mengatakan bahwa salah satu kunci sukses dalam usahanya adalah disiplin.

SETTING YOUR GOAL

Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak - Amsal 24:6

Apa yang menjadi mimpi Anda lima, sepuluh, atau dua puluh tahun lagi? Bagaimana cara Anda merealisasikannya? Mimpi merupakan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai. Sasaran jangka panjang tersebut harus dibagi ke dalam sasaran-sasaran kecil jangka pendek dan menengah yang harus dilalui yang disebut goal. Jika Anda mempunyai mimpi untuk tinggal, bekerja dan melanjutkan pendidikan di Australia lima tahun lagi, maka Anda harus membuat goal dalam lima tahun tersebut, apa yang harus dicapai sebelum pindah ke Australia. Dengan sendirinya Anda harus menyiapkan kemampuan berbahasa Inggris Anda, survey sekolah-sekolah yang ingin Anda masuki, biaya yang dibutuhkan, lapangan pekerjaan yang tersedia, gaya hidup dan budaya yang berlaku. Kota mana saja yang akan menjadi pilihan Anda? Bagaimana iklim dan cuacanya? Apa saja yang harus disiapkan? Mungkin salah satu goal Anda di akhir tahun 2008 adalah lancar berbahasa Inggris dengan standar score tertentu.

Bagaimana cara membuat goal yang baik? Ada lima prinsip utama yang biasa disebut SMART.

S - Specific (Spesifik)
Goal atau sasaran Anda tersebut harus cukup spesifik, cukup detil. Jika Anda ingin menurunkan berat badan Anda, tetapkan dengan spesifik, berapa berat badan yang ingin Anda capai dalam tiga, empat bulan mendatang. Misalnya, pada akhir April 2008 ini salah satu goal Anda adalah memiliki berat badan kurang dari 55 kg. Kalau Anda ingin lancar berbahasa Inggris, tetapkan dengan jelas, berapa score yang ingin dicapai, misalnya angka minimal TOEFL 550 pada bulan Juni 2008.

M - Measurable (Terukur)
Goal Anda juga harus terukur. Anda harus bisa melihat dan mengukur kemajuannya. Tidak cukup Anda berkata bahwa Anda ingin hidup makmur di tahun 2008. Apa ukurannya? Ukuran kemakmuran bagi Anda mungkin berbeda dengan orang lain. Jadi, terjemahkan istilah “makmur” tersebut ke dalam besaran yang bisa diukur, misalnya Anda ingin agar pada akhir tahun 2008, Anda sudah mempunyai penghasilan sepuluh juta rupiah per bulan.

A - Achievable (Bisa Dicapai)
Selanjutnya goal Anda harus bisa dicapai, bisa dijangkau. Anda tidak bisa membuat goal yang hanya ada di angan-angan. Misalnya, Anda tidak bisa membuat goal untuk membuat rumah dan tinggal di bulan pada tahun 2008. Barangkali di masa yang akan datang hal itu bisa terjadi, tetapi untuk Anda tidak di tahun 2008.

R - Realistic (Realistis, Masuk Akal)
Goal Anda juga harus realistis. Mimpi Anda mungkin rasanya terlalu tinggi, terlalu jauh, tetapi goal Anda harus cukup realistis. Goal yang tidak tercapai karena tidak realistis akan membuat Anda patah semangat dalam mengejar mimpi Anda. Jika Anda ingin mencapai berat badan di bawah 55 kg sementara berat badan Anda saat ini hampir 100 kg, maka diperlukan tahapan-tahapan realistis yang harus Anda lalui. Anda tidak bisa menetapkan goal untuk mempunyai berat badan 55 kg dalam waktu seminggu. Hal itu tidak realistis dan bahkan akan mengganggu kesehatan Anda.

T - Time Limit (Ada Batas Waktu)
Terakhir, goal Anda juga harus ada dalam dimensi waktu. Anda harus mempunyai batas waktu untuk setiap goal Anda. Tetapkan waktu yang tepat. Jangan terlalu panjang, tapi juga jangan terlalu singkat sehingga tidak realistis.

SMART GOAL akan menjadi panduan, titik-titik perhentian yang harus Anda lalui dalam perjalanan untuk mencapai mimpi Anda. Gantungkan mimpi Anda setinggi langit, tapi buat goal – sasaran-sasaran jangka pendek dan menengah – yang specific, measurable, achievable, realistic, time limit.

To succeed you need to find something to hold on to, something to motivate you, and something to inspire you. Your dream will inspire, motivate and make you to go through uncomfortable deserts.

D R E A M

You don’t have to pay to have a dream, but You may pay a lot for having no dream. - Anda tidak perlu membayar apa-apa untuk bermimpi, tapi Anda mungkin harus membayar mahal karena tidak pernah punya mimpi.

Apa yang menjadi mimpi Anda di tahun 2008? Apa yang Anda rindukan akan Anda miliki, alami, lalui atau capai di tahun 2008? Mereka yang sukses sudah memiliki mimpi kesuksesan tersebut ketika mereka masih belum mempunyai apa-apa. Bagaimana cara untuk mewujudkan mimpi tersebut? D-R-E-A-M.

D - Desire, Keinginan
Keinginan apa yang paling kuat di dalam lubuk hati Anda? Apakah Anda punya cita-cita, obsesi, mimpi yang begitu Anda dambakan? Itu merupakan hal yang paling mendasar yang akan menggerakkan seluruh aktivitas dan menentukan arah hidup Anda. Sediakan waktu untuk meneliti minat, cita-cita, obsesi, keinginan Anda yang paling dalam.
- Mazmur 37:4 ”dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”

R – Research, Penelitian
Tidak cukup hanya punya keinginan atau cita-cita. Anda perlu melakukan reseacrh atau penelitian untuk mencapai cita-cita Anda tersebut. Anda perlu ‘menghitung biaya’ untuk mencapainya. Mungkin Anda perlu kursus tambahan, mengambil sekolah malam, menyediakan waktu tambahan untuk belajar pada malam hari sementara orang lain sudah tidur.
- Amsal 24:6 Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.

E – Enterprise, Keberanian
Anda juga memerlukan enterprise. Anda perlu keberanian dan rencana yang tertata dengan baik untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Anda perlu ketetapan hati untuk melaksanakan rencana tersebut. Anda perlu ketekunan, Anda perlu kesabaran. Akan ada masa-masa yang “kering”, tetapi Anda harus tetap melangkah sesuai blue print yang sudah Anda buat sebelumnya.
- Ibrani 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

A – Assosicate, Lingkungan Pergaulan
Untuk mencapai cita-cita Anda, Anda perlu memperhatikan dengan siapa Anda bergaul. Pergaulan Anda akan membentuk Anda. Jika Anda bergaul dengan orang-orang sukses, Anda akan tertular sikap hidup yang membuat mereka sukses. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang optimis, Anda akan menjadi optimis. Sebaliknya, jika Anda bergaul dengan orang-orang pesimis, Anda akan menjadi sama seperti mereka.
- Amsal 13:20 Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.

M – Mastery, Pakar
Kembangkan bakat Anda, kemampuan Anda yang paling Anda kuasai. Jadilah yang terbaik di wilayah yang Anda kuasai. Jika Anda seorang pembicara, jadilah pakar dalam bidang tersebut. Itu adalah kendaraan Anda untuk mencapai cita-cita Anda. Jangan berusaha untuk menjadi seperti orang lain. Be the best of yourself, and the money will come
- Amsal 22:29 Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Evaluasi dan Perencanaan

“Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” - Mazmur 40:6

Sudahkah kita menghitung berkat Tuhan dalam tahun 2007? Bagaimana penyertaanNya dalam hidup kita? Raja Daud mengatakan, ”... terlalu besar jumlahnya untuk dihitung”. Ia menyadari betapa banyak yang Tuhan buat di dalam hidupnya.
Menyadari berkat-berkat Tuhan dalam hidup kita membuat kita semakin sadar akan penyertaanNya dan kasihNya bagi kita. Hal itu juga membuat kita berani untuk berharap akan penyertaanNya di tahun 2008, membuat kita berani untuk bermimpi, memiliki cita-cita, dan memiliki secret petitions. Mazmur 37:4 menjanjikan, ”dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu (secret petitions)”.
Selain menghitung berkat Tuhan, mengevaluasi apa saja yang telah kita lakukan dan terima di tahun 2007, melakukan perencanaan untuk tahun 2008 merupakan hal yang penting. Apa yang ingin Anda capai di tahun 2008? Buat target! Tetapkan sasaran! Set your goal! If you have no goal, you will go nowhere. Setelah itu, baru kita bisa membuat rencana untuk mecapai sasaran tersebut. If you fail to plan, you plan to fail. Gagal membuat rencana berarti merencanakan untuk gagal.
Ada beberapa cara untuk membuat evaluasi dan perencanaan. Di antaranya dengan membagi semua kegiatan kita ke dalam tujuh kelompok – 7F.

1. FAITH – Kehidupan Rohani
Bagaimana pertumbuhan rohani Anda di tahun 2007? Apa rencana Anda untuk tahun 2008? Apakah Anda ingin terlibat lebih banyak dalam pelayanan di gereja, ingin ikut kelompok pemahaman Alkitab, ingin ikut dalam acara rohani di daerah, ... atau hal lainnya? Mungkin Anda perlu menyediakan waktu 20 menit setiap pagi untuk berdoa dan membaca Alkitab.

2. FAMILY – Kehidupan Keluarga
Bagaimana kehidupan keluarga Anda di tahun 2007? Apa rencana Anda untuk keluarga Anda di tahun 2008? Apakah Anda ingin meluangkan waktu lebih banyak setiap minggu untuk orang tua, adik atau kakak? Berapa banyak? Apakah ada target khusus yang ingin dicapai dalam kehidupan keluarga Anda?

3. FITNESS – Kesehatan Pribadi
Bagaimana kondisi kesehatan Anda di tahun 2007? Seberapa sering Anda sakit? Apa rencana Anda untuk memelihara kesehatan Anda di tahun 2008? Apakah ada kebiasaan makan yang perlu diubah? Apakah Anda akan rutin ikut fitness centre atau jogging? Seberapa sering akan Anda lakukan hal tersebut?

4. FINANCE – Kondisi Keuangan
Bagaimana kondisi keuangan Anda di tahun 2007? Apakah tingkat penghasilan Anda sudah seperti yang Anda harapkan? Jika belum, apa rencana Anda untuk tahun 2008? Apakah ada pos-pos pengeluaran yang perlu diperketat untuk menghemat keuangan Anda? Apakah ada bisnis sampingan yang bisa Anda jalankan untuk menambah income? Apakah Anda memiliki keahlian yang bisa digunakan untuk menghasilkan uang? Mungkin Anda bisa memberikan kursus memasak pada hari libur, atau kursus musik bagi anak-anak. Atau Anda bisa membuka salon kecantikan di rumah Anda.

5. FRIENDS – Pergaulan
Bagaimana hubungan sosial Anda di tahun 2007? Apakah Anda punya banyak teman-teman baru yang memberikan kontribusi positif bagi Anda? Apakah Anda mempunyai sahabat yang dekat dengan Anda atau keluarga Anda? Apa rencana Anda untuk tahun 2008? Seberapa sering Anda akan menyediakan waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman Anda?

6. FUN – Hobby
Bagaimana dengan hobby Anda? Apakah Anda cukup fun, cukup menikmati hidup Anda, di antaranya dengan melakukan hobby Anda dengan teratur? Apakah Anda ingin memperdalam hobby Anda di waktu senggang? Apakah Anda ingin kursus masak, kursus musik, atau kursus lainnya untuk menyalurkan minat Anda?

7. FLOURISH – Sharpen The Saw
Bagaimana dengan keahlian Anda di dalam pekerjaan? Apakah Anda terus memperdalam pengetahuan di bidang pekerjaan Anda? Apakah Anda selalu sharpen the saw? Apakah Anda merencanakan mengambil kuliah tambahan atau kursus tambahan untuk memperdalam keahlian Anda di dalam pekerjaan? Anda mungkin perlu mengambil kursus komputer, kursus bahasa asing, kursus manajemen atau apapun yang tujuannya untuk “mempertajam mata gergaji Anda” sehingga “nilai” Anda sebagai aset perusahaan akan semakin tinggi.

Isilah Agenda Perencanaan Anda Sebelum Orang Lain Mengisinya !!!