Selasa, 19 Agustus 2008

Penghalang Mendengar Suara Tuhan

Yesaya 48:17 mengatakan bahwa Tuhan adalah Allah yang mengajar kita tentang apa yang memberi faedah, menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh. Mazmur 32:8 juga mengatakan bahwa Tuhan selalu hendak mengajar dan memberi nasihat kepada kita. MataNya tertuju kepada kita. Namun demikian, dalam kenyataannya, seringkali kita tidak bisa mendengar Dia berbicara kepada kita. Berikut ini ada beberapa penyebab mengapa kita tidak bisa mendengar suara Tuhan.

1. Tidak termasuk kawanan domba Tuhan Yesus.
Yohanes 10:27 mengatakan bahwa domba-dombaNya mendengar suaraNya, mengenal suaraNya, dan mengikut Dia. Jadi, hanya domba milik Tuhan Yesus - yaitu mereka yang telah menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi - yang bisa mendengar suaraNya. Walaupun demikian, ada juga orang-orang yang pernah mendengar suara Tuhan sebelum menjadi murid Tuhan Yesus, contohnya Saulus yang bertobat ketika mendengar suara Tuhan dalam perjalanannya ke Damsyik (Kisah Rasul 9).

2. Ada beban dan dosa yang merintangi.
Ibrani 12:1 mengatakan bahwa ada beban dan dosa yang bisa menghalangi perjalanan rohani kita. Amplified Bible menterjemahkannya sebagai unnecessary weights (beban-beban yang tidak perlu). Dosa menghalangi kita untuk mendekat kepada Tuhan (Yesaya 59:1-3), tetapi beban-beban yang tidak perlu juga menghalangi kita untuk mendengar Dia berbicara. Yang termasuk beban-beban tersebut di antaranya adalah persoalan-persoalan pribadi yang senantiasa menghantui pikiran kita sehingga kita tidak bisa mengalami terobosan dalam kemajuan rohani kita. Roma 12:2 juga mengatakan perlunya pembaruan pikiran supaya bisa membedakan kehendak Allah. Menanggalkan beban-beban yang tidak perlu termasuk dalam pembaruan pikiran.

3. Tidak ada kerelaan untuk belajar (willing spirit to learn)
Salah satu doa Daud setelah kejatuhannya dengan Batsyeba adalah meminta roh yang rela - a willing spirit - (Mazmur 51:14). Roh yang rela diperlukan supaya tidak berontak ketika Tuhan 'membuka telinga kita" lewat masalah-masalah yang kita alami, lewat peremukan, lewat 'benturan' dengan orang-orang lain seperti yang tertulis di Yesaya 50:4-6.

4. Tidak ada kesiapan untuk segera melakukan kehendakNya
Mazmur 119:60 mencatat sikap penulis Mazmur yang mengatakan bahwa ia senantiasa segera melakukan setiap perintahNya tanpa menunda-nunda. Contoh yang baik untuk hal ini adalah sikap Maria yang segera datang kepada Yesus ketika ia mendengar bahwa Tuhan memanggilnya (Yohanes 11:29). Walaupun kondisi hatinya sedang sedih karena kematian Lazarus, Maria segera bangkit (as soon as…. terj. Amplified Bible) ketika ia mendengar bahwa Yesus memanggilnya.

5. Tidak setia melakukan kehendakNya secara kontinu (terus-menerus)
Untuk mendengar tuntunanNya lebih lanjut, kita harus setia melakukan hal-hal yang telah Ia perintahkan kepada kita. Nabi Yeremia harus segera datang ke rumah tukang periuk sebelum Tuhan memperdengarkan Firman yang ingin disampaikannya (Yeremia 18:1-6). Tuhan berbicara dengan jelas dan spesifik kepada Abraham setelah Abraham berpisah dari Lot (Kejadian 12, 13). Perintah Tuhan bagi Abraham sangat jelas yaitu keluar dari negerinya dan dari sanak keluarganya. Pada awalnya Abraham hanya taat sebagian, yaitu keluar dari negerinya. Tetapi ia masih membawa keponakannya, yaitu Lot. Akibatnya, tuntunan Tuhan tidak begitu jelas. Hanya ketika Abraham sudah terpisah dengan Lot baru Tuhan berbicara dengan jelas dan spesifik.

6. Berusaha melakukan kehendak Tuhan dengan cara sendiri (berusaha 'menolong' Tuhan)
Kejadian 16 dan Kejadian 17 mencatat usaha Abraham untuk 'menolong Tuhan' agar janjiNya tentang keturunannya digenapi, yaitu dengan cara kawin dengan Hagar. Usahanya berhasil karena kemudian Hagar melahirkan Ismael. Tetapi akibatnya, selama tiga belas tahun Tuhan tidak pernah berbicara kepada Abraham. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan agar dapat selalu menangkap kehendakNya adalah 'tidak berusaha menolong Tuhan', yaitu tidak melakukan perintahNya dengan cara kita sendiri.

7. Jiwa yang belum dipulihkan
Mazmur 23:3 mencatat tentang tuntunan Tuhan bagi domba-dombaNya, "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya." Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan "Ia memulihkan jiwaku." Sebelum mendengar tuntunanNya, jiwa kita perlu dipulihkan, perlu disegarkan. Jiwa yang sedang merana, kecewa, sedih, marah, kesal, benci, dll tidak bisa menangkap tuntunanNya. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat" (Yakobus 3:16).

Senin, 04 Agustus 2008

Pelajaran Dari Ishak

1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. -- Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.

2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.

3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.

4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,

5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."

6 Jadi tinggallah Ishak di Gerar

12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.

13 Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
14 Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. - Kejadian 26:1-6, 12-14

Ada beberapa prinsip yang dapat dipelajari dari kehidupan Ishak yang menyebabkan ia sangat diberkati. Ishak menabur di tanah yang sama, mungkin dengan benih yang sama, dengan iklim yang sama, cuaca yang sama, kondisi yang sama, tetapi ia diberkati Tuhan sehingga dalam tahun yang sama ia menuai 100 kali lipat. Apa rahasianya?

1. Prinsip Anak Perjanjian
Ishak adalah anak perjanjian. Ia mewarisi janji-janji Tuhan kepada Abraham. Jika kita ingin diberkati seperti Ishak, pastikan bahwa kita termasuk anak-anak perjanjian, yaitu orang-orang yang berhak menerima janji Tuhan kepada Abraham.

"Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." - Galatia 3:26-29

2. Prinsip Keintiman
Hal kedua yang harus kita miliki supaya menikmati berkat yang Ishak terima adalah keintiman dengan Tuhan. Ishak intim dengan Tuhan, karena itu Ia mendengar ketika Tuhan berbicara kepadanya, memberi petunjuk untuk tinggal di Gerar. Kalau kita ingin diberkati, kita harus mempunyai hubungan yang intim dengan Dia. Sediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan, lewat doa, pujian, penyembahan dan renungan Firman Tuhan. Ijinkan Ia berbicara, memberikan petunjuk kepada kita lewat Firman yang kita baca dan kita dengar setiap hari.
"Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." - Mazmur 32:8

3. Prinsip Ketaatan
Hal berikutnya yang perlu kita kembangkan adalah sikap ketaatan kepada perintahNya. Ishak tidak hanya intim dengan Tuhan, Ia juga taat untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Keintiman dan ketaatan seperti dua sisi mata uang. Kita tidak bisa intim tanpa taat kepada tuntunanNya. Ketika Ia berbicara, kita harus melakukan apa yang Ia perintahkan, kalau tidak keintiman kita akan berkurang dan akibatnya kita tidak lagi menjadi peka akan suaraNya.
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." - Yohanes 14:21

4. Prinsip Orang Asing
Berikutnya, sesuai dengan perintah Tuhan, Ishak hidup "sebagai orang asing". Artinya walaupun ia tinggal di Gerar, ia tidak hidup menurut tata cara penduduk asli yang ada di situ. Ishak tetap memelihara hubungannya dengan Tuhan. Ia tidak menajiskan dirinya dengan hal-hal yang mendukakan Tuhan. Jika kita ingin diberkati, jika kita ingin tetap mendengar suaraNya, jika kita ingin mengikuti tuntunanNya, kita tidak boleh hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Di Alkitab ada contoh lain yang menceritakan hal ini, yaitu Daniel.
"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu" - Daniel 1:8,9

Ketika Daniel memutuskan untuk "hidup sebagai orang asing", Tuhan memberikan favor sehingga atasannya bisa memahami ibadah pribadi Daniel di tengah-tengah Kerajaan Babel. Kalau kita memutuskan untuk hidup bagi Tuhan, yang berarti "hidup sebaai orang asing", maka kita akan menerima favor dari Tuhan sehingga kita bisa tetap berada di lingkungan pekerjaan dan usaha kita tetapi tetap bisa "hidup berbeda" dengan yang lain.

"janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. - 2 Korintus 6:17b
5. Prinsip Menabur
Selanjutnya, Ishak menabur. Artinya Ishak bekerja. Ia tidak malas. Ia melakukan bagiannya. Ia menabur supaya ia bisa menuai. Alkitab mengajarkan "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." - 2 Tesalonika 3:10. Jika kita ingin diberkati, jangan malas. Lakukan bagian kita dengan setia dan konsisten.
Pengertian selanjutnya dari menabur adalah menyangkut hukum tabur tuai. Apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika kita ingin menuai uang, kita harus menabur uang. Jika kita ingin menuai kasih, kita harus menabur kasih. Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. Kalau kita ingin diberkati secara materi, kita juga harus banyak memberi seperti yang Tuhan tuntun. Ukuran yang kita pakai untuk memberi juga akan dipakai untuk menerima tuaian kita.
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." - 2 Korintus 9:6

"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." - Galatia 6:7

6. Prinsip Menuai
Prinsip keenam adalah prinsip menuai. Jika tiba waktunya, kita akan menuai. Artinya, ada saatnya kita menikmati berkat yang memang menjadi bagian kita. Nikmatilah, jangan sungkan! Beberapa orang tidak menikmati apa yang memang Tuhan sediakan semata-mata karena merasa tidak layak. Ada yang menganggap tidak perlu kaya dan berlimpah secara materi karena banyak orang miskin di sekitar kita. Padahal, kita tidak bisa menolong orang miskin kalau kita sendiri miskin dan selalu kekurangan. Abraham kaya, Ishak kaya, Yakub kaya, Yusuf kaya, Daud kaya, Salomo kaya... dan masih banyak lagi hamba-hamba Tuhan yang kaya materi tetapi juga kaya rohani.
Selama hati kita benar di hadapan Tuhan, kekayaan tidak menjauhkan kita dari Tuhan.
"Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya -- juga itu pun karunia Allah" - Pengkotbah 3:13, 5:18
7. Prinsip Aniaya
Hal terakhir yang perlu kita ingat dalam hidup ini adalah bersamaan dengan berkat yang kita terima, juga ada aniaya. Ishak dianiaya karena orang-orang Filistin cemburu kepadanya. Iia diusir dari Gerar, tetapi kemudian Abimelekh - raja Gerar - datang dan mengakui bahwa Ishak disertai Tuhan.
Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami." - Kejadian 26:16

Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. Tetapi kata Ishak kepada mereka: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?" Jawab mereka: "Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau, - Kejadian 26:26-28

Di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus juga berkata, " ... sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. - Markus 10:29,30.

Selalu ada aniaya bagi mereka yang mengikut Tuhan. Kalau kita tidak diberkati, akan ada orang yang menganiaya lewat perkataan atau lainnya. Kalau kita diberkati, juga ada orang yang akan iri dan menganiaya lewat perkataan atau lainnya. Jadi, kalau memang sudah waktunya bagi kita untuk menikmati berkat yang memang adalh bagian kita, nikmati saja....

Rabu, 23 Juli 2008

Mujizat di Kana

Jika kita membaca Yohanes 12:1-11 tentang mujizat yang dikerjakan Tuhan Yesus di Kana, ada beberapa pelajaran yang bisa kita peroleh.

1. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;

Pelajaran 1 – Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Mengenal Tuhan
Ibu Yesus – orang yang mengenal Yesus - ikut terlibat di acara tersebut. Jika kita ingin ada mujizat di dalam kehidupan kita, bergaullah dengan orang yang lebih mengenal Tuhan. Belajarlah dari padanya. Ibu Yesus mengenal Yesus dari sebelum ia mengandung, ketika malaikat Gabriel datang kepadanya untuk menyampaikan kabar baik bagi seluruh dunia.

2. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.

Pelajaran 2 – Mengundang Yesus ke Dalam Seluruh Bagian Hidup Kita
Jika kita ingin mujizat dalam keluarga kita, undanglah Yesus ke dalam rumah tangga kita. Undanglah Yesus ke dalam perusahaan tempat kita bekerja. Undanglah Yesus ke dalam bisnis yang kita kerjakan.

3. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."

Pelajaran 3 – Belajar Terbuka Kepada Tuhan
Belajarlah terbuka kepada Tuhan. Katakan apa masalah kita. Jika kita mengalami kehabisan anggur, katakan kepadaNya. Jika kita kehabisan sukacita dalam keluarga kita, perusahaan kita, usaha kita, katakan dengan terus terang kepada Tuhan.

4. Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Pelajaran 4 – Belajar Mengenal dan Menantikan Waktu Tuhan
Belajar untuk mengenal dan menantikan waktu Tuhan. Seringkali kita ingin mujizat segera terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi Tuhan punya jadwal tersendiri yang terintegrasi dengan agendaNya secara global. Yusuf harus menunggu dua tahun lebih lama (Kejadian 40:23, 41:1) sampai skenario global menempatkan dia pada waktu yang tepat untuk menjadi perdana menteri di Mesir.

5. Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Pelajaran 5 – Putuskan Untuk Taat Pada TuntunanNya
Orang yang mengenal Tuhan sangat mengerti apa yang dibutuhkan Tuhan agar mujizatNya terjadi dalam kehidupan kita, yaitu “Ketaatan”. Kita perlu memutuskan untuk taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan sekalipun nampaknya tidak masuk akal.

6. Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

Pelajaran 6 – Menyadari Bahwa Tuhan Menggunakan Apa Yang Sudah Ada Pada Kita
Ketika Tuhan campur tangan dan membuat mujizat dalam kehidupan kita, Ia menggunakan apa yang sudah ada di dalam kehidupan kita. Karena itu, kita perlu meminta “mata yang terang” supaya bisa melihat sarana yang akan Tuhan pakai untuk membuat mujizatNya.

7. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

Pelajaran 7 – Lakukan Bagian Kita Dengan Setia
Ketika Tuhan mulai mengerjakan mujizatNya, Ia melakukannya step by step – langkah demi langkah. Selalu ada langkah pertama sebelum ada langkah-langkah selanjutnya, dan pada langkah pertama, mujizat yang diharapkan belum terlihat tanda-tandanya. Kita perlu belajar setia melakukan bagian kita sekalipun nampaknya “sepele”.

8. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.

Pelajaran 8 – Diperlukan Ketaatan Demi Ketaatan Sebelum MujizatNya Menjadi Nyata
Ketaatan pada langkah pertama harus dilanjutkan dengan ketaatan-ketaatan pada langkah-langkah selanjutnya. Jika kita berhenti di tengah jalan, maka mujizat yang kita harapkan tidak akan terjadi.

9. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,

Pelajaran 9 – Kita Tidak Bisa Menjelaskan Terjadinya Mujizat Tersebut Dengan Logika Kita
Pada waktu mujizat terjadi, orang yang tidak mengenal Tuhan tidak akan tahu atau mengerti. Daripada berusaha menjelaskan dengan akal pikiran kita, lebih baik mengakui dan memuji namaNya yang telah melakukan perbuatan ajaib di dalam kehidupan kita.

10. dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Pelajaran 10 – Bersama Tuhan, Kita Bisa Menikmati Kehidupan Dengan Penuh Sukacita
Anggur - yang melambangkan sukacita - dalam pernikahan sering habis atau menjadi kurang baik, tetapi jika ada Tuhan dalam kehidupan kita, anggur yang baik – sukacita yang sejati - akan tetap ada.

11. Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Pelajaran 11 – Semua MujizatNya Membawa Kita Untuk Semakin Percaya KepadaNya
Ketika kita mengalami jamahan dan mujizatNya, tidak ada hal lain lagi yang bisa kita perbuat kecuali memuliakan Dia dan semakin mempercayakan kehidupan kita ke dalam tanganNya.

Jumat, 08 Februari 2008

Tiga Jenis Makanan Rohani

Sebagaimana layaknya tubuh kita perlu makanan, maka sebagai orang percaya kerohanian kita juga perlu diberi makan. Setidaknya ada tiga jenis makanan rohani yang harus dimakan oleh orang-orang percaya agar kerohaniannya bertumbuh.

1. Firman Allah – Rhema
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4)

Makanan rohani pertama yang harus dimakan adalah Firman yang keluar dari mulut Allah. Dalam bahasa aslinya kata firman yang dipakai adalah rhema, yang berarti firman yang fresh, hidup, bukan firman yang kita dengar minggu lalu atau tahun lalu, tetapi firman yang kita dengar saat ini, firman yang berbicara secara pribadi kepada kita.

Sebenarnya, inilah kunci kemenangan dalam kehidupan rohani kita, yaitu senantiasa mendapat rhema. Rhema-lah yang membuat Paulus bisa bertahan menghadapi segala macam tantangan untuk kemudian bersaksi di Roma (Kisah 23:11). Rhema-lah yang menghasilkan iman (Roma 10:17). Rhema­-lah yang mendorong kita untuk meminta dalam doa kita dan kemudian dikabulkan (Yohanes 15:7).

Bagaimana supaya kita penuh dengan rhema? Sediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Biasakan memuji dan menyembahNya. Jagalah hubungan pribadi anda dengan Tuhan, maka Ia akan senantiasa memberikan tuntunanNya dan berbicara di hati kita.

2. Melakukan Kehendak Tuhan
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.(Yohanes 4:34)
Tidak cukup kita hanya mendapat rhema. Kita perlu selalu melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Setelah kita mendapat rhema, setelah kita mendengar Dia berbicara dan menyampaikan apa yang Dia ingin untuk kita lakukan, maka selanjutnya bagian kita adalah melaksanakannya. Pada waktu kita taat, pada waktu kita melakukan apa yang Dia perintahkan, maka kekuatan rohani kita akan bertambah.

3. Menghadapi Tantangan
Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." - Bilangan 14:9
Makanan selanjutnya adalah tantangan atau masalah yang timbul karena melakukan kehendak Tuhan. Ada masalah-masalah yang timbul karena kesalahan atau dosa kita. Untuk hal ini, kita perlu bertobat dan minta ampun. Tetapi ada masalah atau persoalan yang muncul karena kita melakukan kehendak Tuhan. Jangan kita lari, tapi hadapi dan “telan habis” seperti yang dikatakan di Bilangan 14:9. Dalam terjemahan KJV dikatakan “they are bread for us”. Mereka cuma roti yang akan kita telan habis.
Seringkali, janji yang Tuhan berikan “mengandung masalah” yang harus dihadapi sebelum terealisasi dalam hidup kita. Karena itu, tetapkan dalam hati bahwa kita tidak akan mundur ketika menghadapi masalah saat sedang melakukan kehendak Tuhan. Jika kita setia melakukan bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagianNya sehingga apa yang Ia janjikan akan nyata dalam hidup kita. Tidak hanya itu, kerohanian kitapun akan semakin kuat ketika kita bersama Dia menghadapi masalah dan “menelan habis” semua tantangan yang ada di depan kita.

Selasa, 05 Februari 2008

Tawanan Roh

Orang-orang yang dipakai Tuhan dan membuat sejarah adalah mereka yang menjadi “tawanan Roh”. Mereka tidak hanya mengizinkan Roh Kudus menuntun hidup mereka, tetapi mereka membiarkan diri mereka “ditawan” atau “dipaksa” oleh Tuhan lewat keadaan atau situasi yang mereka hadapi. Dengan mempelajari hidup mereka, kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja lewat kehidupan mereka.

1. Rasul Paulus
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ – Kisah Para Rasul 20:22

Rasul Paulus merupakan rasul yang dipakai Tuhan secara luar biasa. 13 kitab di Perjanjian Baru jelas ditulis olehnya. Dampak pelayanannya terus berlanjut ribuan tahun sampai saat ini. Apa yang menyebabkan ia begitu berhasil dalam pelayanannya? Ia membiarkan dirinya “ditawan” oleh Tuhan, dibawa ke tempat-tempat seperti yang Tuhan mau. Hasilnya, di istana kaisar Paulus tidak hanya bisa bersaksi, ia bahkan bisa membangun satu kumpulan orang-orang kudus (Filipi 4:22)

2. Daniel, Sadrakh, Abednego
Di antara mereka itu (para tawanan yang diangkut ke Babel) ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego). – Daniel 1:6

Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah para tawanan yang diangkut ke dalam pembuangan ke Babel. Seandainya mereka boleh memilih, mungkin mereka tidak mau dibawa ke Babel. Tetapi karena mereka adalah tawanan, mereka tidak punya pilihan. Menolak bisa berarti kematian.

Mereka juga diharuskan untuk sekolah di Babel. Mereka diharuskan belajar bahasa dan tulisan orang Kasdim. Mereka tidak bisa memilih apa yang ingin mereka pelajari, karena mereka tawanan. Mereka menurut, tetapi mereka tetap menjalankan ibadah mereka secara pribadi. Akibatnya, Alkitab mencatat bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada orang-orang berilmu yang ada di Babel (Daniel 1:20).

Dampak berikutnya yang sangat penting dalam kehidupan mereka sebagai tawanan di Babel adalah keluarnya surat keputusan oleh Nebukadnezar yang melarang penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh, Abdenego. Dengan kata lain, mereka yang adalah tawanan di Babel memiliki jaminan kebebasan beribadah kepada Tuhan (Daniel 3:28,29).

Tidak hanya itu, ibadah yang taat di dalam kehidupan Daniel - di tengah-tengah statusnya sebagai tawanan – menyebabkan Nebukadnezar memuji, meninggikan, dan memuliakan Raja Sorga (Daniel 4:37). Bahkan Raja Darius mengeluarkan perintah bagi rakyat di seluruh kerajaannya untuk takut dan gentar akan Allahnya Daniel (Daniel 6:27,28).

3. Ester
Ester juga seorang tawanan karena ia termasuk orang-orang buangan yang dibawa ke Babel (Ester 2:5-7). Pada masa mudanya, karena ia sangat cantik, ia dibawa untuk dipersiapkan menjadi gundik raja Ahasyweros. Jika ia bisa memilih, mungkin ia ingin menikah dengan seorang pemuda ganteng pilihan hatinya sendiri. Tetapi karena ia tawanan, ia tidak punya pilihan. Ia harus menyerahkan masa mudanya, bahkan hidupnya kepada seorang raja kafir.

Ester tidak hanya menjalani hidupnya sebagai tawanan di Babel, tetapi ia juga membiarkan hidupnya “ditawan” oleh kehendak Tuhan sehingga membawa keselamatan besar bagi bangsanya. Ribuan tahun kemudian, ucapannya & tindakannya tetap dikenang oleh banyak orang. Sampai hari ini kita mengenal istilah “puasa Ester”, yaitu puasa yang dilakukan oleh Ester dan dayang-dayangnya dan semua orang Yahudi di benteng Susan selama tiga hari untuk mendukung Ester yang akan menghadap raja (Ester 4:16).

4. Pelayan Naaman
Barangkali kita berpikir bahwa Daniel dan teman-temannya adalah orang-orang pintar sehingga walaupun tawanan, kepandaiannya menyebabkan mereka bisa berguna di tangan Tuhan. Ester bisa berguna di tangan Tuhan karena ia cantik, bahkan sangat cantik. Bagaimana dengan orang-orang yang tidak cukup pintar, tidak ganteng atau tidak cantik? Apakah bisa berguna di tangan Tuhan?
Alkitab mencatat seorang pelayan, budak wanita yang bekerja pada Naaman. Dialah yang memberitahukan bahwa Naaman – yang ketika itu sakit kusta – bisa sembuh jika datang kepada nabi Elisa (2 Raja-raja 5:2,3).

Naaman – yang adalah seorang panglima raja Aram - tidak hanya sembuh, tetapi memutuskan untuk menjadi penyembah TUHAN (2 Raja-raja 5:17,18). Mengapa Naaman yang sebelumnya termasuk golongan kafir kemudian memutuskan untuk menyembah Tuhan yang hidup? Karena ia mengalami mujizat, disembuhkan/ ditahirkan dari kustanya setelah bertemu dengan nabi Elisa. Mengapa ia bisa percaya dan kemudian datang ke nabi Elisa? Karena Tuhan memakai seorang tawanan wanita yang bekerja sebagai pelayan di rumahnya. Kalau pelayan tersebut tidak mengizinkan Tuhan memakai mulutnya untuk menyampaikan kabar baik kepada tuannya, ceritanya mungkin lain.

Apakah anda hidup sebagai tawanan Roh? Jika kita tidak hanya mengizinkan Dia menuntun hidup kita, tetapi juga membiarkan Dia “memaksa” kita, menjadikan kita tawanan Roh, akan banyak pekerjaan besar yang bisa Ia lakukan melalui hidup kita.

Senin, 04 Februari 2008

Allah Turut Bekerja Mendatangkan Kebaikan

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Roma 8:28

Salah satu janji yang Tuhan berikan adalah bahwa Ia turut bekerja dalam segala sesuatu - dalam segala keadaan, dalam segala situasi - dengan tujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Dalam penerapannya, seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita berkata “Roma 8:28”, yang berarti melalui masalah yang sedang kita hadapi, ada kebaikan yang Tuhan berikan. Bahkan, tidak jarang kita menganggap semua yang kita alami – entah baik atau buruk – kita katakan bahwa Tuhan campur tangan untuk kebaikan kita. Kita katakan Tuhan ijinkan untuk kebaikan kita. Ketika tidak lulus dalam beberapa mata kuliah kita katakan Tuhan ijinkan untuk kebaikan kita. Ketika sedang sakit, kita katakan Tuhan ijinkan itu untuk mengajar kita. Ketika sedang menghadapi musibah, kita katakan Tuhan merancangkan hal itu untuk kebaikan kita. Benarkah demikian?

Kalau kita baca dengan teliti, janji yang Tuhan berikan pada ayat tersebut mempunyai syarat. Janji tersebut tidak diberikan kepada semua orang. Ada syarat yang harus dipenuhi. Apa saja syarat tersebut?

Setidaknya ada dua syarat atau kondisi yang harus dipenuhi supaya kita bisa berkata bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

o Kondisi Pertama
Janji tersebut ditujukan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Janji tersebut tidak diberikan kepada orang-orang yang tidak mengasihi Tuhan. Apakah anda mengasihi Tuhan? Mengasihi Tuhan merupakan keputusan, bukan suasana hati. Jika anda ingin menikmati janji yang ada dalam Roma 8:28, pastikan bahwa anda sudah memutuskan untuk mengasihi Tuhan.

o Kondisi Kedua
Janji tersebut ditujukan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencanaNya. Salah satu wujud dari kasih kita kepadaNya adalah dengan hidup sesuai rencanaNya. Setiap orang yang beribadah kepada Dia memiliki panggilan, memiliki tugas yang sudah ditetapkanNya (Efesus 2:10). Ada orang-orang yang dipanggil, diberi tugas untuk melayani Dia sepenuh waktu (fulltimer), ada yang bekerja sambil melayani di gereja, ada yang melayani sambil bekerja atau memiliki usaha, ada juga yang dipanggil seperti Daniel untuk menjadi pendoa di tempat pekerjaannya. Melakukan panggilan dan tugas yang Ia percayakan kepada kita merupakan hal yang sangat penting. Di situlah kita akan mengalami perlindungan, provision dan anugerahNya yang melimpah.

Apakah anda mengasihi Tuhan? Apakah anda sedang mengerjakan apa yang Tuhan tugaskan bagi anda? Jika jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut adalah “ya”, maka anda dapat berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saya yang mengasihi Dia, yaitu bagi saya yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kamis, 31 Januari 2008

Pertumbuhan Rohani

Sebagai orang percaya, sewajarnya kerohanian kita terus bertumbuh sejalan dengan bertambahnya waktu. Beberapa ayat di bawah ini di antaranya menunjukkan pertumbuhan rohani yang menyangkut pengertian, anugerah, iman, kekuatan, manusia roh, hikmat, dan perkenanan. Bagaimana dengan anda?

1. Amsal 4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. – from brighter to brighter

2. Yohanes 1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; - grace upon grace

3. Roma 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." – from faith to faith

4. Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. – renew their strength, from strength to strength

5. II Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. – renewed day by day, being made stronger each day

6. Lukas 1:80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. – wax strong in spirit

7. Lukas 2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.- increase in wisdom and in favour with God and man

Selasa, 29 Januari 2008

Tiga Jenis Badai

Ada tiga jenis badai yang pernah dialami para pengikut Tuhan. Mereka bukan orang-orang biasa, mereka bukan jemaat biasa, tetapi mereka adalah murid Tuhan, nabi, bahkan rasul yang setia. Dengan mempelajari apa yang mereka alami, setidaknya kita bisa memahami dan tahu apa yang harus dilakukan kalau kita sedang mengalami badai-badai tersebut.

1. Badai Yang Dialami Yunus – Yunus 1:1-16
Badai ini terjadi karena Yunus menolak panggilan Tuhan. Yunus menolak tugas yang Tuhan berikan sehingga ia mengalami badai. Ada satu prinsip yang bisa kita pelajari bahwa ketika kita menolak panggilan Tuhan, ketika kita tidak mengerjakan tugas yang Tuhan berikan kepada kita, maka kita bisa mengalami badai seperti yang dialami Yunus. Badai ini berasal dari Tuhan karena pemberontakan Yunus (ayat 4) dan karenanya tidak bisa “ditengking”.

Sangat menarik membaca kitab Yunus karena kita melihat seseorang yang dekat dengan Tuhan, seorang nabi yang peka dengan suara Tuhan, tetapi tidak menurut perintah Tuhan.Yohanes 14:21 berkata, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Kasih kita kepada Tuhan dinyatakan dengan tindakan kita untuk selalu menuruti perintahNya. PerintahNya bisa secara umum, tetapi juga bisa spesifik dan berbeda-beda, tergantung panggilan yang Tuhan berikan kepada kita.

Apakah anda mengalami banyak persoalan belakangan ini? Apakah anda sedang mengalami badai dalam hidup anda? Dalam bisnis anda? Dalam keluarga anda? Barangkali itu terjadi karena anda sedang lari dari “panggilan Tuhan” dalam hidup anda.

Ketika Yunus bertobat, badai itupun berhenti dan kemudian ia mendapat kesempatan kedua untuk melaksanakan perintahNya. Kalau saat ini anda sedang mengalami badai dan anda tahu bahwa itu terjadi karena anda tidak melakukan apa yang Ia perintahkan, segera bertobat. Minta ampun dan minta petunjukNya. Ia akan membuat segala sesuatu menjadi baik – Roma 8:28.

2. Badai Yang Dialami Murid-murid Yesus – Markus 4:35 - 41.
Badai ini terjadi justru ketika murid-murid ikut bersama Yesus naik ke dalam perahu, yaitu ketika mereka melaksanakan perintah Tuhan. Ada satu pelajaran di sini bahwa ketika kita ikut Tuhan, ketika kita melaksanakan perintahNya, tidak berarti kita tidak akan mengalami badai. Justru ada badai yang akan berusaha menahan kita supaya tidak melakukan apa yang Ia perintahkan. Badai ini berasal dari iblis yang berusaha menahan mereka supaya tidak tiba di seberang untuk melayani seorang yang sedang kerasukan Legion. Ketika mereka membangunkan Yesus yang kemudian segera bertindak, angin ribut itupun berhenti dan danau menjadi teduh.

Ada pelajaran lain lagi di sini, ketika seseorang sedang mengalami badai, sedang mengalami masalah yang nampaknya tidak ada habis-habisnya, belum tentu karena orang tersebut sedang “lari dari Tuhan”. Mungkin justru sebaliknya, ia sedang melaksanakan perintah Tuhan dalam hidupnya dan karenanya harus menghadapi badai dari iblis. Kita tidak berhak menghakimi, sebaliknya kita perlu mendukungnya dalam doa karena sangat mungkin ia sedang diserang habis-habisan oleh iblis.

Apa yang perlu kita lakukan kalau kita mengalami badai ini? “Bangunkan” Yesus! Ia ada bersama kita. Ingatkan Dia bahwa apa yang kita lakukan adalah mengikuti perintahNya. Ia akan bertindak, dan badai itupun akan berhenti.

3. Badai Yang Dialami Paulus – Kisah Rasul 27:9 – 44
Kalau badai yang pertama terjadi karena Yunus tidak menurut perintah Tuhan, badai yang kedua terjadi ketika murid-murid menuruti perintah Tuhan, maka badai yang ketiga – yang dialami Paulus – terjadi karena alasan yang berbeda.

Dua badai pertama terjadi karena adanya kehendak bebas yang bisa digunakan. Ketika ada perintah Tuhan, kita punya kehendak bebas untuk menurut atau tidak. Dua-duanya mengandung resiko badai. Tetapi badai yang dialami Paulus terjadi karena ia tidak punya pilihan. Paulus adalah seorang tawanan. Ia tidak punya kehendak bebas. Badai dan semua kerugian yang terjadi bukan karena kesalahannya, tetapi karena keputusan yang salah dari orang di atasnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini sering terjadi. Jika anda adalah seorang isteri, maka anda ada di bawah otoritas suami anda. Mungkin anda sudah berdoa dan tidak setuju dengan apa yang diputuskan suami anda – misalnya soal bisnis – tetapi suami anda tetap pada keyakinannya. Setelah beberapa saat baru kelihatan bahwa keputusan suami anda salah dan ada kerugian yang timbul dan anda juga harus memikul akibatnya.

Contoh lain, anda seorang karyawan dan atasan anda mengambil keputusan bisnis yang anda tahu bahwa itu salah. Anda sudah peringatkan, tetapi karena ia punya otoritas dan anda tidak, ia tetap pada pendiriannya. Setelah beberapa saat ternyata terbukti keputusan itu salah. Perusahaan mengalami kerugian dan akibatnya anda juga tidak mendapat bonus.

Apa yang harus kita lakukan jika kita ada dalam posisi ini? Tetap rendah hati, tidak memberontak, tetap mencari Tuhan dalam doa untuk mendapat jalan keluarnya seperti yang dilakukan oleh Paulus (ayat 21 – 26).

Badai apa yang sedang anda alami saat ini? Periksalah hati anda apakah anda ada di dalam jalur kehendakNya. Jika ya, teguhkanlah hatimu.... "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." - Roma 8:28

Senin, 28 Januari 2008

Psalms 118:8

This is pretty strange how it worked out this way. Even if you are not religious, you should read this.
Sebenarnya sangat aneh bagaimana bisa terjadi demikian. Bahkan jika Anda tidak terlalu suka akan hal-hal rohani, sebaiknya Anda tetap membacanya.

Q: What is the shortest chapter in the Bible?
Pasal terpendek di Alkitab?
A: Psalm 117 - Mazmur 117

Q: What is the longest chapter in the Bible?
Pasal terpanjang di Alkitab?
A: Psalm 119 - Mazmur 119

Q: Which chapter is in the centre of the Bible?
Pasal yang terletak tepat di tengah Alkitab?
A: Psalm 118 - Mazmur 118

Facts: There are 594 chapters before Psalms 118. There are 594 chapters after Psalms 118. Add these numbers up and you get 1188.
Ada 594 pasal sebelum Mazmur 118 dan 594 pasal sesudahnya. Jumlahkan kedua angka ini, hasilnya 1188.

Q: What is the centre verse in the Bible?
Ayat yang terletak tepat di tengah Alkitab?
A: Psalm 118:8 - Mazmur 118:8

Does this verse say something significant about God's perfect will for our lives?
Apakah ayat ini berbicara sesuatu yang penting tentang kehendak Tuhan yang sempurna bagi hidup kita?

The next time someone says they would like to find God's perfect will for their lives and that they want to be in the centre of His will, just send them to the centre of His Word!
Lain kali, jika ada yang ingin menemukan kehendak Tuhan yang sempurna bagi hidup mereka dan ingin berada di pusat kehendakNya, kirimkan kepada mereka ayat ini yang berada tepat di tengah Alkitab!

"It is better to trust in the LORD than to put confidence in man."
Psalms 118:8 - NKJV
“Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia.”
Mazmur 118:8

Simon Kirene

Ada cerita menarik di balik penyaliban Yesus. Kisah ini dicatat oleh Matius, Markus, dan Lukas. Ketika itu Yesus diharuskan berjalan sambil memikul salibNya sendiri menuju bukit Golgota. Tetapi karena sudah disiksa sebelumnya, Ia tidak kuat lagi memikul salib tersebut. Oleh karena itu, seorang yang bernama Simon dari Kirene, dipaksa untuk memikul salib Yesus (Matius 27:32).

Jadi, Simon dari Kirene mengikut Yesus karena terpaksa. Jelas bukan merupakan hal yang enak, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Menolak memikul salib untuk mengikut Yesus bisa berarti kehilangan nyawa bagi Simon. Tidak dapat dibayangkan bagaimana perasaan Simon Kirene ketika ia berjalan dengan susah payah, memikul salib dan mengikut Yesus.

Tetapi cerita tersebut tidak berakhir di situ. Banyak peneliti sejarah Alkitab percaya bahwa Simon dari Kirene termasuk satu dari sedikit orang yang tetap berada di dekat Yesus pada saat Ia disalibkan. Sementara semua murid lainnya melarikan diri (Matius 26:56), Simon dari Kirene mendapatkan hak istimewa untuk mendampingi Yesus sampai kematianNya. Ia melihat keajaiban yang terjadi menjelang kematian Yesus. Ia mendengar tujuh perkataan terakhir yang diucapkan Yesus. Ia melihat bagaimana banyak orang yang pulang dan menyesal sambil memukul-mukul diri setelah melihat kematian Yesus di kayu salib (Lukas 23:48).

Banyak peneliti Alkitab yang percaya bahwa Simon terus berada di situ dan kemudian mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Keinginan tahunya membawa Simon untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan JuruselamatNya. Ia ikut terlibat dalam persekutuan orang percaya. Ia ikut menikmati kebangkitan Yesus dari kematianNya yang kemudian disusul dengan pencurahan Roh Kudus. Ia hadir pada saat Roh Kudus dicurahkan dan murid-murid penuh dengan Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Salah satu di antara bahasa lain itu adalah bahasa orang Kirene (Kisah Rasul 2:10). Kemungkinan besar, Simon Kirene juga mengalami pencurahan Roh Kudus saat itu.

Lama setelah itu, kedua anak Simon Kirene, yaitu Aleksander dan Rufus, menjadi orang-orang yang dikenal aktif dalam gereja mula-mula (Markus 15:21). Tidak hanya itu, Rasul Paulus bahkan menyebutkan Rufus sebagai orang pilihan Tuhan. Bahkan, isteri Simon Kirene dianggap sebagai ibu oleh Paulus (Roma 16:13).

Ketika Simon dipaksa untuk memikul salib dan mengikut Yesus, mungkin saat itu ia tidak mengerti. Mungkin ia hanya menurut karena tidak mampu melawan. Tetapi bertahun-tahun kemudian, keluarganya dikenal sebagai orang-orang pilihan Tuhan.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah mengalami saat-saat dimana Anda diharuskan memikul salib dan terus mengikut Dia? Mungkin - sama seperti Simon Kirene - bukan karena kesalahan Anda tetapi Andalah yang harus memikul akibatnya. Kalau saat ini Anda sedang mengalami hal tersebut, ingatlah bahwa tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan orang percaya. Semua hal tidak enak yang sedang Anda alami saat ini mungkin adalah salib yang harus Anda pikul yang akan menghasilkan perkara yang indah.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Roma 8:28

Lima Hal Penting

Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.Mazmur 37:3,4

Raja Daud mengajarkan lima hal penting dalam kehidupan. Kelima hal ini merupakan prinsip hidupnya yang mendasari keberhasilannya sebagai pemimpin yang berkenan kepada TUHAN.

1. Percayalah Kepada TUHAN.
Dari sejak masa mudanya, Daud - yang memulai karirnya sebagai seorang gembala kambing domba – sudah belajar untuk percaya kepada TUHAN. Karirnya terus menanjak sekalipun ia harus berperang menghadapi raksasa Goliat, orang-orang Filistin dan musuh-musuh lainnya. Dalam setiap keadaan, bahkan ketika ia sangat terjepit, Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN. ”Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (I Samuel 30:6).
Apakah Anda sedang mengalami kesulitan? Apakah Anda sedang terjepit saat ini? Apakah nyawa Anda terancam saat ini? Daud mengajarkan untuk tetap percaya kepada TUHAN. Kepercayaan kepada TUHAN adalah soal keputusan, bukan soal perasaan. Anda yang memutuskan untuk tetap percaya kepada TUHAN atau tidak, dan hal ini tidak tergantung pada keadaan. Marilah kita belajar untuk senantiasa percaya kepada TUHAN, apapun yang terjadi.

2. Lakukanlah Yang Baik.
Tidak cukup hanya percaya kepada TUHAN. Ada bagian yang harus Anda kerjakan. Daud mengajarkan untuk tetap melakukan apa yang baik. Sementara Anda percaya dan berharap kepada TUHAN, lakukanlah yang baik. Bekerjalah dengan baik, berkaryalah dengan baik. Apakah Anda sedang mengharapkan kesembuhan dari TUHAN? Lakukan hal yang baik untuk menunjang proses kesembuhan Anda, misalnya menyeleksi makanan yang masuk ke dalam tubuh Anda dan beristirahat dengan cukup. Apakah Anda sedang berdoa untuk pemulihan keluarga Anda? Lakukanlah yang baik bagi keluarga Anda. Sediakanlah waktu yang cukup bagi keluarga Anda, jadilah anggota keluarga yang baik. Apakah Anda berharap bisnis Anda berhasil? Disamping berdoa dan percaya kepada TUHAN, kerjakanlah bisnis Anda dengan baik dan benar. Pelajarilah cara-cara untuk lebih efektif dan efisien. Kerjakanlah yang baik!

3. Diamlah di Negeri.
Pada saat menantikan pertolongan TUHAN, seringkali Anda harus belajar ”berdiam diri” dan membiarkan TUHAN bekerja sesuai dengan caraNya. Seringkali caraNya tidak seperti cara Anda. Anda tetap perlu melakukan pekerjaan baik, tetapi Anda harus tetap berada pada ”koridor” TUHAN; Anda tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dan melakukannya dengan cara-cara yang tidak Ia kehendaki. Bagi kebanyakan orang, hal ini yang paling sulit. Kita terbiasa untuk segera bergerak dan mencari jalan pintas. Ratapan 3:26 berkata ”Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” Mazmur 37:4 berkata,”Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri,”

4. Berlakulah Setia
Selanjutnya diperlukan kesetiaan. Orang yang berlaku setia dikenan TUHAN (Amsal 12:22). Kesetiaan diuji dengan waktu. Kesetiaan diuji dengan hambatan, batu sandungan, dan seringkali penderitaan jasmani. Pada waktu Ayub mengalami ujian, ia berkata ”Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” (Ayub 23:10). Ujian merupakan proses pemurnian. Untuk lulus dalam ujian tersebut diperlukan kesetiaan. Belajar untuk tetap setia kepada TUHAN apapun yang Anda alami.

5. Bergembiralah karena TUHAN
Terakhir, bergembiralah karena TUHAN! Biasanya, kita bisa bergembira ketika mendapat berkat, ketika memperoleh kesembuhan, ketika mendapat kenaikan gaji, atau mendapat bonus. Tetapi Daud mengajarkan untuk bergembira bukan sekedar karena kita diberkati atau karena doa-doa kita dijawab, tetapi lebih dari itu, supaya kita bergembira karena TUHAN. Apakah Anda pernah bergembira karena TUHAN? Apakah Anda lebih menghargai TUHAN dibandingkan dengan berkat-berkatNya? Apakah selama ini keinginan Anda tidak pernah terkabul? Mungkin Anda jarang atau bahkan belum pernah bergembira karena TUHAN. Marilah kita belajar untuk percaya kepada TUHAN, melakukan yang baik, diam di negeri, berlaku setia, dan bergembira karena TUHAN! JanjiNya di Mazmur 37:4, "maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu”.

Tiga Hal Penting Dalam Doa

"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku. - Mazmur 91:14-16

Ada tiga hal yang diajarkan Mazmur 91 mengenai doa.

1. Hati yang Melekat kepada Tuhan.
FirmanNya mengatakan bahwa mereka yang hatinya melekat kepada Tuhan, akan diluputkan. Diluputkan dari apa? Diluputkan dari malapetaka, diluputkan dari bahaya, diluputkan dari masalah. Kalau kita setia beribadah kepadaNya, tidak dijanjikan tidak akan ada masalah, tetapi Ia berjanji bahwa kita akan diluputkan, kita akan diselamatkan dari masalah tersebut. Amsal 11:8 mengatakan ”Orang benar diselamatkan dari kesukaran”. Apakah hati kita cukup melekat kepadaNya? Tidak berarti kita harus berdoa berjam-jam setiap hari. Bagi kita yang bekerja, hati yang melekat kepadaNya bisa dinyatakan lewat sikap hati kita yang selalu tertuju kepadaNya, selalu bertanya kepadaNya sebelum mengambil keputusan apapun. Milikilah hati yang melekat kepadaNya, maka kita akan diluputkan dari masalah-masalah atau malapetaka yang memang tidak perlu kita alami.

2. Mengenal Nama Tuhan.
Nama atau gelar atau sebutan tentang Tuhan yang kita kenal, yang kita percayai, yang kita akui merupakan pernyataan iman kita. Amsal 18:10 mengatakan”Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Kalau kita mengenal Dia sebagai Tuhan Sang Penyembuh (Jehovah Rapkah), maka ada perlindungan, ada benteng di sekeliling kita dari segala serangan penyakit. Kalau sampai sakitpun, kita bisa mengakui Tuhan sebagai penyembuh kita dan hal itu yang akan menarik kuasa kesembuhanNya ke dalam hidup kita. Kalau kita mengenal Dia sebagai Tuhan Yang Menyediakan (Jehovah Jireh), maka benteng perlindungan dari segala kekurangan akan memagari kita. Tuhan akan selalu menyediakan yang kita butuhkan pada waktuNya, lewat caraNya. Kalau kita mengenal Dia sebagai Sang Gembala (Jehovah Rohi), maka ada benteng perlindungan yang menjaga kita dari jalan yang sesat. Tuhan akan semakin jelas menuntun jalan hidup kita. Amsal 4:18 mengatakan ”Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari”. Kalau kita mengenal Dia sebagai Sang Damai (Jehovah Shalom), akan ada benteng damai sejahtera di sekeliling kita yang melindungi kita dari segala kekuatiran dan keresahan. Seberapa banyak Anda mengenal nama Tuhan sebanyak itulah benteng perlindungan yang ada di sekeliling Anda.

3. Berseru kepadaNya.
Tidak cukup kita hanya melekat kepadaNya, tidak cukup kita hanya mengenal nama Dia. Kita juga perlu berseru kepadaNya. Kita perlu belajar exercise (melatih) iman kita dengan cara berseru kepadaNya. Kalau kita hanya berseru tanpa melekat kepadaNya, seruan kita tidak berdampak banyak. Kalau kita berseru tanpa mengenal namaNya, iman kita tidak terfokus pada hal yang sedang kita doakan. Kalau kita melekat kepadaNya dan mengenal namaNya, seruan kita akan berbobot. Doa kita akan sangat berkuasa sebab kita berseru dengan hati yang melekat kepadaNya dan iman yang penuh. Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa doa kita didengar dan dijawabNya.

Minta, Cari, Ketok

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu – Matius 7:7

Ada tiga syarat sederhana yang dikatakan Tuhan Yesus tentang doa.

1. Mintalah.
Apakah Anda pernah meminta dari Tuhan? Apakah Anda sudah pernah menyampaikan keinginan Anda dalam doa? Yakobus 4:2 mengatakan “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa”. Jika kita tidak pernah berdoa, tidak pernah menyampaikan keinginan kita kepada Tuhan, berarti tidak ada yang perlu Tuhan lakukan bagi kita. Seorang hamba Tuhan pernah berkata, “God does some things in answer to prayer that He will not do for any other reason”. Ada hal-hal yang dilakukan Tuhan semata-mata karena ada yang memintanya dalam doa. Rasul Paulus juga berkata “nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6). Jika kita ingin mendapat sesuatu dari Tuhan, kita harus memulainya dengan memintanya dalam doa.

2. Carilah.
Hal kedua yang dikatakanNya adalah “Carilah!”. Apa yang perlu dicari? Matius 6:33 mengatakan “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya”. FirmanNya adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Carilah FirmanNya! Carilah janjiNya! Apa yang Anda inginkan? Carilah janjiNya mengenai hal tersebut. Apakah Anda ingin kesembuhan? Carilah janjiNya tentang kesembuhan. Apakah Anda ingin sukses? Carilah janjiNya tentang kesuksesan. Apakah Anda ingin keluarga Anda dipulihkan? Carilah janjiNya tentang keluarga. Apakah Anda ingin diberkati secara materi? Carilah semua janjiNya mengenai hal tersebut. Semua ada tertulis di dalam Alkitab. Dengan kata lain, lengkapi semua permohonan doa Anda dengan janjiNya, dengan FirmanNya. Yesaya 43:26 berkata “Ingatkanlah Aku, marilah kita beperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!". Dalam terjemahan Inggris Kontemporer dikatakan, “Meet Me in court! State your case and prove that you are righ!t” (Temuilah Aku di pengadilan! Nyatakan kasusmu dan buktikan bahwa engkau benar!) Ternyata, Tuhan menunggu kita untuk datang kepadaNya dan meminta dengan membawa janjiNya mengenai hal yang kita minta dalam doa. Apakah Anda sudah cukup rajin untuk mencari semua janjiNya bagi Anda?

3. Ketoklah.
Terakhir, tidak cukup kita hanya meminta, tidak cukup kita hanya mencari, tetapi kita juga harus “mengetok”. Mengetok pintu harus dilakukan berulang-ulang. Artinya, dibutuhkan ketekunan untuk memperoleh jawaban doa kita. Tidak cukup kita hanya meminta dan mencari, tetapi kita juga harus tekun. Ketekunan menunjukkan seberapa serius kita dengan keinginan kita, seberapa serius kita dengan doa kita. Ketekunan menunjukkan seberapa jauh kita percaya bahwa doa kita tidak sia-sia. Ketekunan membedakan orang-orang sukses dengan yang lainnya. Apakah Anda cukup tekun dalam berdoa?

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu - Ibr 10:36

Doa Orang Benar

Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. – Yakobus 5:16b
(The effectual fervent prayer of a righteous man availeth much – terj KJV)


Apakah doa Anda seringkali tidak memperoleh jawaban? Kitab Yakobus mengajarkan tentang doa yang berkuasa. Ada tiga syarat untuk bisa berdoa dengan efektif.

1. Doa orang benar.
Doa yang efektif adalah doa yang dipanjatkan oleh orang benar. Siapakah yang dimaksud dengan orang benar? Alkitab mengajarkan, yang disebut orang benar adalah mereka yang “dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus Kristus” (Roma 3:26, 5:1). Orang benar adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga mereka dibenarkan. Mereka bukannya tidak pernah berbuat salah, tetapi mereka dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah Anda termasuk orang benar?

2. Dengan Yakin Didoakan.
Doa yang efektif muncul karena adanya keyakinan. Bagaimana kita bisa berdoa dengan yakin? Pertama, keyakinan muncul karena doa tersebut lahir dari iman. Dan karena iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Roma 10:17), maka berdoa dengan yakin bisa terjadi karena ada dasar Firman Tuhan yang kita pegang. Biasakan berdoa dengan memegang janji Tuhan untuk permohonan doa kita tersebut. Kedua, keyakinan bisa muncul karena tidak ada tuduhan di hati kita. Itu sebabnya, Yakobus 5:16a mengajarkan untuk kita saling mengaku dosa kita sebelum saling mendoakan. Pengakuan dosa yang tulus akan menghilangkan tuduhan di hati kita. Apakah Anda cukup punya iman untuk menaikkan doa Anda? Jika belum, selidikilah Firman Tuhan. Carilah dan kemudian peganglah janjiNya dalam doa Anda! Setelah itu, selidikilah hati Anda. Apakah ada dosa yang perlu dibereskan? Apakah ada kesalahan yang perlu diakui?

3. Ketekunan.
Yakobus 5:17 memberikan contoh tentang Elia yang berdoa dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam doa melibatkan ketekunan. Elia berdoa dengan tekun, tujuh kali berdoa sebelum muncul awan sebesar telapak tangan yang menghasilkan hujan. Apakah Anda cukup tekun dalam berdoa?

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya - Yohanes 15:7

Doa Yang Dijawab

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu - Ibr 10:36

Ada tiga hal yang diperlukan agar kita dapat memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan melalui doa kita:

1. Ketahui dengan pasti apa yang Anda inginkan dan pastikan kehendak Allah yang berhubungan dengan hal tersebut. Pastikan bahwa apa yang Anda inginkan tersebut sejalan dengan Firman Tuhan. Apakah Anda ingin sembuh dari penyakit? Carilah janji-janjiNya tentang kesembuhan, misalnya Keluaran 15:26. Apakah Anda merasa hidup di bawah kutuk dan ingin dibebaskan? Baca dan renungkan Galatia 3:13.

2. Lakukan apa yang menjadi bagian kita, khususnya sehubungan dengan janji yang Ia berikan. Apakah Anda selalu kekurangan? Salah satu penghalang berkat jasmani adalah masalah persepuluhan dan persembahan khusus (Maleakhi 3:10). Apakah Anda setia memberikan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus? Ketika kita sudah berdoa dan meminta dari Tuhan, ada bagian yang harus kita kerjakan. Jika kita berdoa meminta kesembuhan, kita juga harus melakukan bagian kita untuk menjaga dan memelihara kesehatan tersebut.

3. Ketekunan. Jika kita sudah tahu kehendak Allah bagi kita dan sudah melakukan bagian kita, maka selanjutnya yang diperlukan adalah ketekunan. Ketekunan akan membuat perbedaan yang besar di antara mereka yang sedang menantikan pertolongan Tuhan. Apakah Anda cukup tekun melakukan bagian Anda? Apakah Anda cukup tekun berdoa? Daniel di Perjanjian Lama, tidak hanya dikenal sebagai orang yang mempunyai excellent spirit. Ia juga dikenal sebagai orang yang tekun dalam menyembah Tuhan (Daniel 6:17,21). Apakah Anda cukup tekun menyembah Tuhan?

Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu - Yohanes 16:24

The Five Finger Prayer

Apakah Anda sulit untuk berdoa? Berikut ini ada tuntunan praktis dalam berdoa yang disebut dengan THE FIVE FINGER PRAYER – Doa Lima Jari.

1. Thumb – Ibu Jari
Ibu jari adalah jari yang paling dekat dengan Anda. Jadi, mulailah berdoa untuk orang-orang yang dekat dengan Anda. Mereka lebih mudah untuk diingat. Berdoa untuk orang-orang yang Anda kasihi merupakan “a sweet duty”, merupakan tugas yang menyenangkan.

2. Fore Finger, Pointing Finger – Jari Telunjuk
Jari berikutnya adalah jari telunjuk. Berdoalah untuk mereka yang mengajar, memberikan instruksi, pelatihan, dan tim medis yang melakukan diagnosa dan tindakan untuk penyembuhan. Termasuk di antaranya adalah guru, dosen, dokter dan para pelayan Tuhan. Mereka membutuhkan dukungan dan hikmat untuk memberikan petunjuk yang benar kepada orang lain. Doakan mereka selalu.

3. Middle Finger – Jari Tengah
Berikutnya adalah jari tengah, jari yang paling tinggi. Hal ini mengingatkan kita pada para pemimpin. Berdoalah untuk presiden, untuk para pemimpin dalam bisnis, dunia usaha, dunia industri dan administrasi. Mereka mengarahkan bangsa kita dan membentuk pendapat umum. Mereka membutuhkan tuntunan Tuhan.

4. Ring Finger – Jari Manis
Jari keempat adalah jari manis. Jari manis adalah jari yang paling lemah. Mungkin hal ini mengejutkan banyak orang, tetapi para guru piano memang mengatakan demikian. Jadi, hal ini mengingatkan kita untuk berdoa bagi mereka yang lemah, mereka yang sedang menghadapi masalah atau sedang sakit. Mereka membutuhkan doa kita siang dan malam. Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka sudah terlalu banyak didoakan.

5. Little Finger – Jari Kelingking
Terakhir, jari kelingking kita, yaitu jari yang paling kecil. Berdoalah untuk diri kita sendiri, untuk pertumbuhan rohani kita, untuk hubungan kita dengan Tuhan dan untuk hubungan kita dengan orang lain. Daud berkata di dalam Mazmur19:13 “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Tanpa kita sadari, ada banyak kelemahan dalam hidup kita. Segala kelemahan bahkan hal-hal kecil yang sering menjadi batu sandungan bagi orang lain, seharusnya membawa kita untuk terus berdoa bagi diri kita. Selamat Berdoa!

Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu - Yohanes 16:24

The Impossible Takes A Little Longer

Pada akhirnya, apa yang membedakan para pemenang dengan mereka yang kalah? Apa yang membuat seseorang berhasil sekalipun ia tidak terlalu pandai atau tidak terlalu mampu? Seorang manajer baseball berkata “The difference between the impossible and the possible lies in a person’s determination.” Perbedaan tersebut ada pada tekad yang kuat. Vince Lombardi mengatakan “The difference between a successful person and others is not a lack of strength, not a lack of knowledge, but rather a lack of will”. Bukan kurangnya kekuatan atau kurangnya pengetahuan, tetapi kurangnya kemauan yang membuat seseorang tidak sukses. Di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!” (I Kor 9:24).

Untuk bisa menghadapi tantangan, untuk mengubah tantangan tersebut menjadi kesempatan, untuk mengubah semua batu sandungan menjadi batu loncatan, pertama-tama Anda perlu tekad yang kuat. Anda perlu kemauan yang kuat. Yang kedua, Anda juga perlu untuk tekun. Jangan pernah menyerah pada keadaan. Kita perlu menyerah pada kehendak Tuhan, tetapi bukan pada keadaan. Tidak semua keadaan yang kita hadapi adalah kehendak Tuhan. Sebagian besar keadaan tersebut terjadi karena pekerjaan iblis dan harus dihadapi dengan Firman Tuhan dengan tekun dan tekad yang kuat.

Bartimeus yang buta mendapatkan penglihatannya karena ia terus berseru kepada Tuhan Yesus di tengah-tengah kerumunan orang banyak yang begitu bising. Perempuan Siro-Fenisia mendapatkan anaknya sembuh karena ia terus datang kepada Tuhan. Ia memiliki tekad yang kuat, dan ia juga tekun. Dalam perumpamaan tentang hakim yang lalim di Lukas 18, Tuhan Yesus menekankan untuk kita berdoa dengan tekun, dengan tidak jemu-jemu.

Apakah Anda memiliki tekad yang kuat? Seberapa kuat? Apakah Anda cukup tekun? Seberapa tekun? Apakah Anda akan tetap maju sekalipun tidak ada yang mendukung Anda? Seorang penulis buku mengatakan ”The Impossible Takes A Little Longer” – hal-hal yang mustahil itu cuma membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama. Dengan kata lain, kemustahilan itu bisa dikalahkan oleh ketekunan kita, bisa dikalahkan oleh tekad yang kuat.

Alkitab juga mengajarkan hal yang sama. ”Sebab kamu memerlukan ketekunan supaya sesudah melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan” (Ibrani 10:36). ”Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (Yakobus 1:4).

Jika Anda ingin mengubah tantangan menjadi kesempatan, milikilah tekad yang kuat, milikilah ketekunan

Challenge 0r Chance?

Apa yang membedakan seorang pemenang dengan seorang pecundang? Ketika dua belas pengintai dikirim Musa untuk mengintai Tanah Perjanjian (Bilangan 13), mereka kembali dengan laporan yang berbeda. Sepuluh orang menyampaikan berita negatif dengan mengatakan bahwa negeri tersebut penuh dengan raksasa pemangsa manusia. Mereka merasa diri mereka seperti belalang yang tidak berdaya. Hanya Yosua dan Kaleb yang menyampaikan berita positif bahwa bersama Tuhan mereka bisa mengalahkan penduduk asli dan merebut Tanah Perjanjian.

Kedua belas pengintai melihat negeri yang sama. Mereka semua mengakui kesuburan Tanah Perjanjian, mereka sama-sama melihat penduduk asli negeri tersebut, tetapi mereka menyampaikan kabar yang sama sekali berbeda.

Seorang pemenang selalu melihat adanya kesempatan dalam setiap tantangan. Seorang pecundang selalu melihat masalah atau tantangan dalam setiap kesempatan.

“You don’t see what you actually see, but you see what you wanna see. If you’re a winner, you always see chances because that’s all you wanna see.”

Anda tidak melihat yang sebenarnya terlihat oleh mata jasmani Anda, tetapi Anda melihat apa yang ingin Anda lihat. Jika Anda seorang pemenang, Anda akan selalu melihat kesempatan demi kesempatan karena memang itulah yang Anda ingin lihat. Sebaliknya, jika Anda seorang pecundang, maka yang selalu Anda lihat adalah kendala, penghalang, tantangan dan alasan.

Seorang leader pernah berkata, “Kalau Anda ingin maju, jangan pernah punya alasan. Kalau Anda punya segudang alasan Anda tidak akan pernah maju.”

Ada lima D yang perlu dimiliki untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan.

D - Desire (Keinginan)
Apakah Anda punya keinginan untuk mengalami kemajuan? Apakah Anda cukup puas dengan keadaan Anda selama ini? Alkitab mengajarkan untuk mengucap syukur dalam segala keadaan, tetapi Alkitab juga mengajarkan untuk meminta apa yang kita inginkan dari Tuhan (Yohanes 16:24). Sebelum Tuhan Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta, Ia bertanya “Apa yang kamu inginkan supaya Aku perbuat bagimu?” Apakah Anda punya keinginan?

D - Decision (Keputusan)
Salah satu kesulitan yang sering dihadapi banyak orang adalah masalah pengambilan keputusan. Sesungguhnya, banyak orang yang tidak berani mengambil keputusan karena tidak bersedia memikul tanggung jawab atau akibat yang mungkin timbul akibat keputusan yang diambilnya. Mereka yang maju adalah mereka yang berani mengambil keputusan, mengambil langkah awal dan keluar dari zona kenyamanan. Ketika Petrus menyatakan keinginannya untuk berjalan di atas air kepada Yesus, maka ia harus mengambil keputusan untuk mengayunkan langkah pertamanya di atas air ketika Yesus mengundangnya. Setiap keputusan selalu ada resiko, tetapi keberanian menghadapi resiko tersebut yang membuat seseorang menjadi lebih dewasa.

D - Drive (Dorongan)
Keputusan yang telah kita ambil harus diikuti dengan langkah-langkah realisasi. Jika tidak ada, tidak lebih dari sekedar berjalan di tempat. Apakah Anda sudah menetapkan langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan keputusan Anda? Apakah setiap hari Anda melangkah ke arah yang sudah Anda putuskan sebelumnya? Apakah setiap kegiatan Anda sudah sejalan dengan cita-cita, keinginan, atau mimpi Anda?

D - Determination (Tekad)
Setelah kita melangkah, biasanya akan timbul tantangan. Akan ada arus yang melawan arah perjalanan kita. Saat-saat seperti itu dibutuhkan tekad yang bulat untuk tetap berjalan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang memiliki tekad baja untuk tetap melangkah sekalipun ada badai yang menghadang. Ibrani 10:36 mengatakan bahwa kita “... memerlukan ketekunan....” Tekad yang kuat akan menolong kita untuk tetap tekun.


D - Discipline (Disiplin)
Selanjutnya, diperlukan disiplin untuk tetap melakukan hal-hal tertentu sekalipun daging kita menolaknya. Sebuah definisi yang bagus tentang disiplin adalah melakukan sesuatu yang perlu pada saat kita tidak ingin melakukannya. Seorang pengusaha terkenal mengatakan bahwa salah satu kunci sukses dalam usahanya adalah disiplin.

SETTING YOUR GOAL

Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak - Amsal 24:6

Apa yang menjadi mimpi Anda lima, sepuluh, atau dua puluh tahun lagi? Bagaimana cara Anda merealisasikannya? Mimpi merupakan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai. Sasaran jangka panjang tersebut harus dibagi ke dalam sasaran-sasaran kecil jangka pendek dan menengah yang harus dilalui yang disebut goal. Jika Anda mempunyai mimpi untuk tinggal, bekerja dan melanjutkan pendidikan di Australia lima tahun lagi, maka Anda harus membuat goal dalam lima tahun tersebut, apa yang harus dicapai sebelum pindah ke Australia. Dengan sendirinya Anda harus menyiapkan kemampuan berbahasa Inggris Anda, survey sekolah-sekolah yang ingin Anda masuki, biaya yang dibutuhkan, lapangan pekerjaan yang tersedia, gaya hidup dan budaya yang berlaku. Kota mana saja yang akan menjadi pilihan Anda? Bagaimana iklim dan cuacanya? Apa saja yang harus disiapkan? Mungkin salah satu goal Anda di akhir tahun 2008 adalah lancar berbahasa Inggris dengan standar score tertentu.

Bagaimana cara membuat goal yang baik? Ada lima prinsip utama yang biasa disebut SMART.

S - Specific (Spesifik)
Goal atau sasaran Anda tersebut harus cukup spesifik, cukup detil. Jika Anda ingin menurunkan berat badan Anda, tetapkan dengan spesifik, berapa berat badan yang ingin Anda capai dalam tiga, empat bulan mendatang. Misalnya, pada akhir April 2008 ini salah satu goal Anda adalah memiliki berat badan kurang dari 55 kg. Kalau Anda ingin lancar berbahasa Inggris, tetapkan dengan jelas, berapa score yang ingin dicapai, misalnya angka minimal TOEFL 550 pada bulan Juni 2008.

M - Measurable (Terukur)
Goal Anda juga harus terukur. Anda harus bisa melihat dan mengukur kemajuannya. Tidak cukup Anda berkata bahwa Anda ingin hidup makmur di tahun 2008. Apa ukurannya? Ukuran kemakmuran bagi Anda mungkin berbeda dengan orang lain. Jadi, terjemahkan istilah “makmur” tersebut ke dalam besaran yang bisa diukur, misalnya Anda ingin agar pada akhir tahun 2008, Anda sudah mempunyai penghasilan sepuluh juta rupiah per bulan.

A - Achievable (Bisa Dicapai)
Selanjutnya goal Anda harus bisa dicapai, bisa dijangkau. Anda tidak bisa membuat goal yang hanya ada di angan-angan. Misalnya, Anda tidak bisa membuat goal untuk membuat rumah dan tinggal di bulan pada tahun 2008. Barangkali di masa yang akan datang hal itu bisa terjadi, tetapi untuk Anda tidak di tahun 2008.

R - Realistic (Realistis, Masuk Akal)
Goal Anda juga harus realistis. Mimpi Anda mungkin rasanya terlalu tinggi, terlalu jauh, tetapi goal Anda harus cukup realistis. Goal yang tidak tercapai karena tidak realistis akan membuat Anda patah semangat dalam mengejar mimpi Anda. Jika Anda ingin mencapai berat badan di bawah 55 kg sementara berat badan Anda saat ini hampir 100 kg, maka diperlukan tahapan-tahapan realistis yang harus Anda lalui. Anda tidak bisa menetapkan goal untuk mempunyai berat badan 55 kg dalam waktu seminggu. Hal itu tidak realistis dan bahkan akan mengganggu kesehatan Anda.

T - Time Limit (Ada Batas Waktu)
Terakhir, goal Anda juga harus ada dalam dimensi waktu. Anda harus mempunyai batas waktu untuk setiap goal Anda. Tetapkan waktu yang tepat. Jangan terlalu panjang, tapi juga jangan terlalu singkat sehingga tidak realistis.

SMART GOAL akan menjadi panduan, titik-titik perhentian yang harus Anda lalui dalam perjalanan untuk mencapai mimpi Anda. Gantungkan mimpi Anda setinggi langit, tapi buat goal – sasaran-sasaran jangka pendek dan menengah – yang specific, measurable, achievable, realistic, time limit.

To succeed you need to find something to hold on to, something to motivate you, and something to inspire you. Your dream will inspire, motivate and make you to go through uncomfortable deserts.

D R E A M

You don’t have to pay to have a dream, but You may pay a lot for having no dream. - Anda tidak perlu membayar apa-apa untuk bermimpi, tapi Anda mungkin harus membayar mahal karena tidak pernah punya mimpi.

Apa yang menjadi mimpi Anda di tahun 2008? Apa yang Anda rindukan akan Anda miliki, alami, lalui atau capai di tahun 2008? Mereka yang sukses sudah memiliki mimpi kesuksesan tersebut ketika mereka masih belum mempunyai apa-apa. Bagaimana cara untuk mewujudkan mimpi tersebut? D-R-E-A-M.

D - Desire, Keinginan
Keinginan apa yang paling kuat di dalam lubuk hati Anda? Apakah Anda punya cita-cita, obsesi, mimpi yang begitu Anda dambakan? Itu merupakan hal yang paling mendasar yang akan menggerakkan seluruh aktivitas dan menentukan arah hidup Anda. Sediakan waktu untuk meneliti minat, cita-cita, obsesi, keinginan Anda yang paling dalam.
- Mazmur 37:4 ”dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”

R – Research, Penelitian
Tidak cukup hanya punya keinginan atau cita-cita. Anda perlu melakukan reseacrh atau penelitian untuk mencapai cita-cita Anda tersebut. Anda perlu ‘menghitung biaya’ untuk mencapainya. Mungkin Anda perlu kursus tambahan, mengambil sekolah malam, menyediakan waktu tambahan untuk belajar pada malam hari sementara orang lain sudah tidur.
- Amsal 24:6 Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.

E – Enterprise, Keberanian
Anda juga memerlukan enterprise. Anda perlu keberanian dan rencana yang tertata dengan baik untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Anda perlu ketetapan hati untuk melaksanakan rencana tersebut. Anda perlu ketekunan, Anda perlu kesabaran. Akan ada masa-masa yang “kering”, tetapi Anda harus tetap melangkah sesuai blue print yang sudah Anda buat sebelumnya.
- Ibrani 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

A – Assosicate, Lingkungan Pergaulan
Untuk mencapai cita-cita Anda, Anda perlu memperhatikan dengan siapa Anda bergaul. Pergaulan Anda akan membentuk Anda. Jika Anda bergaul dengan orang-orang sukses, Anda akan tertular sikap hidup yang membuat mereka sukses. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang optimis, Anda akan menjadi optimis. Sebaliknya, jika Anda bergaul dengan orang-orang pesimis, Anda akan menjadi sama seperti mereka.
- Amsal 13:20 Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.

M – Mastery, Pakar
Kembangkan bakat Anda, kemampuan Anda yang paling Anda kuasai. Jadilah yang terbaik di wilayah yang Anda kuasai. Jika Anda seorang pembicara, jadilah pakar dalam bidang tersebut. Itu adalah kendaraan Anda untuk mencapai cita-cita Anda. Jangan berusaha untuk menjadi seperti orang lain. Be the best of yourself, and the money will come
- Amsal 22:29 Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Evaluasi dan Perencanaan

“Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” - Mazmur 40:6

Sudahkah kita menghitung berkat Tuhan dalam tahun 2007? Bagaimana penyertaanNya dalam hidup kita? Raja Daud mengatakan, ”... terlalu besar jumlahnya untuk dihitung”. Ia menyadari betapa banyak yang Tuhan buat di dalam hidupnya.
Menyadari berkat-berkat Tuhan dalam hidup kita membuat kita semakin sadar akan penyertaanNya dan kasihNya bagi kita. Hal itu juga membuat kita berani untuk berharap akan penyertaanNya di tahun 2008, membuat kita berani untuk bermimpi, memiliki cita-cita, dan memiliki secret petitions. Mazmur 37:4 menjanjikan, ”dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu (secret petitions)”.
Selain menghitung berkat Tuhan, mengevaluasi apa saja yang telah kita lakukan dan terima di tahun 2007, melakukan perencanaan untuk tahun 2008 merupakan hal yang penting. Apa yang ingin Anda capai di tahun 2008? Buat target! Tetapkan sasaran! Set your goal! If you have no goal, you will go nowhere. Setelah itu, baru kita bisa membuat rencana untuk mecapai sasaran tersebut. If you fail to plan, you plan to fail. Gagal membuat rencana berarti merencanakan untuk gagal.
Ada beberapa cara untuk membuat evaluasi dan perencanaan. Di antaranya dengan membagi semua kegiatan kita ke dalam tujuh kelompok – 7F.

1. FAITH – Kehidupan Rohani
Bagaimana pertumbuhan rohani Anda di tahun 2007? Apa rencana Anda untuk tahun 2008? Apakah Anda ingin terlibat lebih banyak dalam pelayanan di gereja, ingin ikut kelompok pemahaman Alkitab, ingin ikut dalam acara rohani di daerah, ... atau hal lainnya? Mungkin Anda perlu menyediakan waktu 20 menit setiap pagi untuk berdoa dan membaca Alkitab.

2. FAMILY – Kehidupan Keluarga
Bagaimana kehidupan keluarga Anda di tahun 2007? Apa rencana Anda untuk keluarga Anda di tahun 2008? Apakah Anda ingin meluangkan waktu lebih banyak setiap minggu untuk orang tua, adik atau kakak? Berapa banyak? Apakah ada target khusus yang ingin dicapai dalam kehidupan keluarga Anda?

3. FITNESS – Kesehatan Pribadi
Bagaimana kondisi kesehatan Anda di tahun 2007? Seberapa sering Anda sakit? Apa rencana Anda untuk memelihara kesehatan Anda di tahun 2008? Apakah ada kebiasaan makan yang perlu diubah? Apakah Anda akan rutin ikut fitness centre atau jogging? Seberapa sering akan Anda lakukan hal tersebut?

4. FINANCE – Kondisi Keuangan
Bagaimana kondisi keuangan Anda di tahun 2007? Apakah tingkat penghasilan Anda sudah seperti yang Anda harapkan? Jika belum, apa rencana Anda untuk tahun 2008? Apakah ada pos-pos pengeluaran yang perlu diperketat untuk menghemat keuangan Anda? Apakah ada bisnis sampingan yang bisa Anda jalankan untuk menambah income? Apakah Anda memiliki keahlian yang bisa digunakan untuk menghasilkan uang? Mungkin Anda bisa memberikan kursus memasak pada hari libur, atau kursus musik bagi anak-anak. Atau Anda bisa membuka salon kecantikan di rumah Anda.

5. FRIENDS – Pergaulan
Bagaimana hubungan sosial Anda di tahun 2007? Apakah Anda punya banyak teman-teman baru yang memberikan kontribusi positif bagi Anda? Apakah Anda mempunyai sahabat yang dekat dengan Anda atau keluarga Anda? Apa rencana Anda untuk tahun 2008? Seberapa sering Anda akan menyediakan waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman Anda?

6. FUN – Hobby
Bagaimana dengan hobby Anda? Apakah Anda cukup fun, cukup menikmati hidup Anda, di antaranya dengan melakukan hobby Anda dengan teratur? Apakah Anda ingin memperdalam hobby Anda di waktu senggang? Apakah Anda ingin kursus masak, kursus musik, atau kursus lainnya untuk menyalurkan minat Anda?

7. FLOURISH – Sharpen The Saw
Bagaimana dengan keahlian Anda di dalam pekerjaan? Apakah Anda terus memperdalam pengetahuan di bidang pekerjaan Anda? Apakah Anda selalu sharpen the saw? Apakah Anda merencanakan mengambil kuliah tambahan atau kursus tambahan untuk memperdalam keahlian Anda di dalam pekerjaan? Anda mungkin perlu mengambil kursus komputer, kursus bahasa asing, kursus manajemen atau apapun yang tujuannya untuk “mempertajam mata gergaji Anda” sehingga “nilai” Anda sebagai aset perusahaan akan semakin tinggi.

Isilah Agenda Perencanaan Anda Sebelum Orang Lain Mengisinya !!!