Selasa, 19 Agustus 2008

Penghalang Mendengar Suara Tuhan

Yesaya 48:17 mengatakan bahwa Tuhan adalah Allah yang mengajar kita tentang apa yang memberi faedah, menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh. Mazmur 32:8 juga mengatakan bahwa Tuhan selalu hendak mengajar dan memberi nasihat kepada kita. MataNya tertuju kepada kita. Namun demikian, dalam kenyataannya, seringkali kita tidak bisa mendengar Dia berbicara kepada kita. Berikut ini ada beberapa penyebab mengapa kita tidak bisa mendengar suara Tuhan.

1. Tidak termasuk kawanan domba Tuhan Yesus.
Yohanes 10:27 mengatakan bahwa domba-dombaNya mendengar suaraNya, mengenal suaraNya, dan mengikut Dia. Jadi, hanya domba milik Tuhan Yesus - yaitu mereka yang telah menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi - yang bisa mendengar suaraNya. Walaupun demikian, ada juga orang-orang yang pernah mendengar suara Tuhan sebelum menjadi murid Tuhan Yesus, contohnya Saulus yang bertobat ketika mendengar suara Tuhan dalam perjalanannya ke Damsyik (Kisah Rasul 9).

2. Ada beban dan dosa yang merintangi.
Ibrani 12:1 mengatakan bahwa ada beban dan dosa yang bisa menghalangi perjalanan rohani kita. Amplified Bible menterjemahkannya sebagai unnecessary weights (beban-beban yang tidak perlu). Dosa menghalangi kita untuk mendekat kepada Tuhan (Yesaya 59:1-3), tetapi beban-beban yang tidak perlu juga menghalangi kita untuk mendengar Dia berbicara. Yang termasuk beban-beban tersebut di antaranya adalah persoalan-persoalan pribadi yang senantiasa menghantui pikiran kita sehingga kita tidak bisa mengalami terobosan dalam kemajuan rohani kita. Roma 12:2 juga mengatakan perlunya pembaruan pikiran supaya bisa membedakan kehendak Allah. Menanggalkan beban-beban yang tidak perlu termasuk dalam pembaruan pikiran.

3. Tidak ada kerelaan untuk belajar (willing spirit to learn)
Salah satu doa Daud setelah kejatuhannya dengan Batsyeba adalah meminta roh yang rela - a willing spirit - (Mazmur 51:14). Roh yang rela diperlukan supaya tidak berontak ketika Tuhan 'membuka telinga kita" lewat masalah-masalah yang kita alami, lewat peremukan, lewat 'benturan' dengan orang-orang lain seperti yang tertulis di Yesaya 50:4-6.

4. Tidak ada kesiapan untuk segera melakukan kehendakNya
Mazmur 119:60 mencatat sikap penulis Mazmur yang mengatakan bahwa ia senantiasa segera melakukan setiap perintahNya tanpa menunda-nunda. Contoh yang baik untuk hal ini adalah sikap Maria yang segera datang kepada Yesus ketika ia mendengar bahwa Tuhan memanggilnya (Yohanes 11:29). Walaupun kondisi hatinya sedang sedih karena kematian Lazarus, Maria segera bangkit (as soon as…. terj. Amplified Bible) ketika ia mendengar bahwa Yesus memanggilnya.

5. Tidak setia melakukan kehendakNya secara kontinu (terus-menerus)
Untuk mendengar tuntunanNya lebih lanjut, kita harus setia melakukan hal-hal yang telah Ia perintahkan kepada kita. Nabi Yeremia harus segera datang ke rumah tukang periuk sebelum Tuhan memperdengarkan Firman yang ingin disampaikannya (Yeremia 18:1-6). Tuhan berbicara dengan jelas dan spesifik kepada Abraham setelah Abraham berpisah dari Lot (Kejadian 12, 13). Perintah Tuhan bagi Abraham sangat jelas yaitu keluar dari negerinya dan dari sanak keluarganya. Pada awalnya Abraham hanya taat sebagian, yaitu keluar dari negerinya. Tetapi ia masih membawa keponakannya, yaitu Lot. Akibatnya, tuntunan Tuhan tidak begitu jelas. Hanya ketika Abraham sudah terpisah dengan Lot baru Tuhan berbicara dengan jelas dan spesifik.

6. Berusaha melakukan kehendak Tuhan dengan cara sendiri (berusaha 'menolong' Tuhan)
Kejadian 16 dan Kejadian 17 mencatat usaha Abraham untuk 'menolong Tuhan' agar janjiNya tentang keturunannya digenapi, yaitu dengan cara kawin dengan Hagar. Usahanya berhasil karena kemudian Hagar melahirkan Ismael. Tetapi akibatnya, selama tiga belas tahun Tuhan tidak pernah berbicara kepada Abraham. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan agar dapat selalu menangkap kehendakNya adalah 'tidak berusaha menolong Tuhan', yaitu tidak melakukan perintahNya dengan cara kita sendiri.

7. Jiwa yang belum dipulihkan
Mazmur 23:3 mencatat tentang tuntunan Tuhan bagi domba-dombaNya, "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya." Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan "Ia memulihkan jiwaku." Sebelum mendengar tuntunanNya, jiwa kita perlu dipulihkan, perlu disegarkan. Jiwa yang sedang merana, kecewa, sedih, marah, kesal, benci, dll tidak bisa menangkap tuntunanNya. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat" (Yakobus 3:16).

Senin, 04 Agustus 2008

Pelajaran Dari Ishak

1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. -- Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.

2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.

3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.

4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,

5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."

6 Jadi tinggallah Ishak di Gerar

12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.

13 Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
14 Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. - Kejadian 26:1-6, 12-14

Ada beberapa prinsip yang dapat dipelajari dari kehidupan Ishak yang menyebabkan ia sangat diberkati. Ishak menabur di tanah yang sama, mungkin dengan benih yang sama, dengan iklim yang sama, cuaca yang sama, kondisi yang sama, tetapi ia diberkati Tuhan sehingga dalam tahun yang sama ia menuai 100 kali lipat. Apa rahasianya?

1. Prinsip Anak Perjanjian
Ishak adalah anak perjanjian. Ia mewarisi janji-janji Tuhan kepada Abraham. Jika kita ingin diberkati seperti Ishak, pastikan bahwa kita termasuk anak-anak perjanjian, yaitu orang-orang yang berhak menerima janji Tuhan kepada Abraham.

"Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." - Galatia 3:26-29

2. Prinsip Keintiman
Hal kedua yang harus kita miliki supaya menikmati berkat yang Ishak terima adalah keintiman dengan Tuhan. Ishak intim dengan Tuhan, karena itu Ia mendengar ketika Tuhan berbicara kepadanya, memberi petunjuk untuk tinggal di Gerar. Kalau kita ingin diberkati, kita harus mempunyai hubungan yang intim dengan Dia. Sediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan, lewat doa, pujian, penyembahan dan renungan Firman Tuhan. Ijinkan Ia berbicara, memberikan petunjuk kepada kita lewat Firman yang kita baca dan kita dengar setiap hari.
"Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." - Mazmur 32:8

3. Prinsip Ketaatan
Hal berikutnya yang perlu kita kembangkan adalah sikap ketaatan kepada perintahNya. Ishak tidak hanya intim dengan Tuhan, Ia juga taat untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Keintiman dan ketaatan seperti dua sisi mata uang. Kita tidak bisa intim tanpa taat kepada tuntunanNya. Ketika Ia berbicara, kita harus melakukan apa yang Ia perintahkan, kalau tidak keintiman kita akan berkurang dan akibatnya kita tidak lagi menjadi peka akan suaraNya.
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." - Yohanes 14:21

4. Prinsip Orang Asing
Berikutnya, sesuai dengan perintah Tuhan, Ishak hidup "sebagai orang asing". Artinya walaupun ia tinggal di Gerar, ia tidak hidup menurut tata cara penduduk asli yang ada di situ. Ishak tetap memelihara hubungannya dengan Tuhan. Ia tidak menajiskan dirinya dengan hal-hal yang mendukakan Tuhan. Jika kita ingin diberkati, jika kita ingin tetap mendengar suaraNya, jika kita ingin mengikuti tuntunanNya, kita tidak boleh hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Di Alkitab ada contoh lain yang menceritakan hal ini, yaitu Daniel.
"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu" - Daniel 1:8,9

Ketika Daniel memutuskan untuk "hidup sebagai orang asing", Tuhan memberikan favor sehingga atasannya bisa memahami ibadah pribadi Daniel di tengah-tengah Kerajaan Babel. Kalau kita memutuskan untuk hidup bagi Tuhan, yang berarti "hidup sebaai orang asing", maka kita akan menerima favor dari Tuhan sehingga kita bisa tetap berada di lingkungan pekerjaan dan usaha kita tetapi tetap bisa "hidup berbeda" dengan yang lain.

"janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. - 2 Korintus 6:17b
5. Prinsip Menabur
Selanjutnya, Ishak menabur. Artinya Ishak bekerja. Ia tidak malas. Ia melakukan bagiannya. Ia menabur supaya ia bisa menuai. Alkitab mengajarkan "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." - 2 Tesalonika 3:10. Jika kita ingin diberkati, jangan malas. Lakukan bagian kita dengan setia dan konsisten.
Pengertian selanjutnya dari menabur adalah menyangkut hukum tabur tuai. Apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika kita ingin menuai uang, kita harus menabur uang. Jika kita ingin menuai kasih, kita harus menabur kasih. Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. Kalau kita ingin diberkati secara materi, kita juga harus banyak memberi seperti yang Tuhan tuntun. Ukuran yang kita pakai untuk memberi juga akan dipakai untuk menerima tuaian kita.
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." - 2 Korintus 9:6

"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." - Galatia 6:7

6. Prinsip Menuai
Prinsip keenam adalah prinsip menuai. Jika tiba waktunya, kita akan menuai. Artinya, ada saatnya kita menikmati berkat yang memang menjadi bagian kita. Nikmatilah, jangan sungkan! Beberapa orang tidak menikmati apa yang memang Tuhan sediakan semata-mata karena merasa tidak layak. Ada yang menganggap tidak perlu kaya dan berlimpah secara materi karena banyak orang miskin di sekitar kita. Padahal, kita tidak bisa menolong orang miskin kalau kita sendiri miskin dan selalu kekurangan. Abraham kaya, Ishak kaya, Yakub kaya, Yusuf kaya, Daud kaya, Salomo kaya... dan masih banyak lagi hamba-hamba Tuhan yang kaya materi tetapi juga kaya rohani.
Selama hati kita benar di hadapan Tuhan, kekayaan tidak menjauhkan kita dari Tuhan.
"Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya -- juga itu pun karunia Allah" - Pengkotbah 3:13, 5:18
7. Prinsip Aniaya
Hal terakhir yang perlu kita ingat dalam hidup ini adalah bersamaan dengan berkat yang kita terima, juga ada aniaya. Ishak dianiaya karena orang-orang Filistin cemburu kepadanya. Iia diusir dari Gerar, tetapi kemudian Abimelekh - raja Gerar - datang dan mengakui bahwa Ishak disertai Tuhan.
Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami." - Kejadian 26:16

Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. Tetapi kata Ishak kepada mereka: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?" Jawab mereka: "Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau, - Kejadian 26:26-28

Di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus juga berkata, " ... sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. - Markus 10:29,30.

Selalu ada aniaya bagi mereka yang mengikut Tuhan. Kalau kita tidak diberkati, akan ada orang yang menganiaya lewat perkataan atau lainnya. Kalau kita diberkati, juga ada orang yang akan iri dan menganiaya lewat perkataan atau lainnya. Jadi, kalau memang sudah waktunya bagi kita untuk menikmati berkat yang memang adalh bagian kita, nikmati saja....