Kamis, 05 Maret 2009

Melepaskan Eliezer

Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, - Ulangan 16:16

Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." – Kejadian 15:1–4


Setiap perjumpaan dengan Tuhan membutuhkan sesuatu untuk dipersembahkan. Abraham mengalami hal ini. Perjumpaan pertama menyebabkan Abraham harus melepaskan Ur- Kasdim. Perjumpaan kedua menyebabkan ia harus meninggalkan Haran dan kuburan ayahnya. Perjumpaan ketiga terjadi karena Abraham melepaskan Lot yang yang bertahun-tahun ikut dengannya. Ada sesuatu yang harus dilepaskan.

Kini, pada perjumpaan keempat, ada juga yang harus dilepaskan, yaitu Eliezer, hamba kepercayaannya. Rupanya, setelah bertahun-tahun menunggu janji Tuhan dan Sara tidak hamil juga, maka Abraham mulai membuat plan B, yaitu menyiapkan Eliezer untuk menjadi ahli warisnya. Barangkali sebelumnya ia berharap pada Lot, keponakannya sendiri untuk menjadi ahli warisnya. Kini, ketika semua anggota keluarganya sudah tidak ada lagi, ia berharap pada Eliezer untuk mewarisi harta bendanya. Tetapi perjumpaannya dengan Tuhan menyebabkan ia juga harus melepaskan harapannya pada Eliezer.

Pernahkah anda sadari bahwa ketika kita mengikut Tuhan, kita akan dibawa dari satu penyerahan kepada penyerahan lainnya? Kita memang akan berjalan from glory to glory (II Korintus 3:18), tetapi bersamaan dengan itu kita juga melepaskan sesuatu yang Tuhan minta. Apa yang biasanya kita andalkan akan ”dicopot” satu demi satu sehingga pada akhirnya mata kita benar-benar hanya tertuju kepada Dia. Pada akhirnya kita akan sadar bahwa kita tidak bisa ”membantu Tuhan” untuk mewujudkan apa yang telah Ia janjikan kepada kita.

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! – Roma 11:36

Tidak ada komentar: