Selasa, 17 Februari 2009

Keluar dari Haran

…tetapi janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa. – Keluaran 23:15

Setiap perjumpaan dengan Tuhan membutuhkan sesuatu untuk diberikan, sesuatu untuk dilepaskan, seperti yang Dia minta. Perjumpaan pertama Abraham dengan Tuhan menyebabkan ia bersama ayahnya dan keponakannya harus melepaskan Ur-Kasdim, meninggalkan Mesopotamia dan kemudian berhenti di Haran. Setelah ayahnya meninggal, kembali Tuhan menampakkan diri dan kali ini ada juga yang harus dilepaskan Abraham ketika berjumpa dengan Tuhan.

Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang; - Kisah Rasul 7 :4

Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. – Kej 11 :31-12:4

Kalau perjumpaan pertama menyebabkan Abraham harus meninggalkan kampung halamannya, maka perjumpaan kedua menyebabkan Abraham harus meninggalkan ayahnya yang sudah meninggal di Haran.

Panggilan Tuhan kepada Abraham ketika masih di Ur Kasdim sebenarnya cukup spesifk, yaitu keluar dari negerinya dan dari sanak keluarganya. Abaraham memang taat, hanya tidak sepenuhnya. Ia taat untuk keluar dari negerinya, tetapi keluarga besarnya tetap ikut dengan dia. Ayahnya ikut dengan dia, Lot juga ikut dengan dia. Akibatnya, tidak ada tuntunan Tuhan lebih spesifik. Bahkan, di Kitab Kejadian dikatakan bahwa Terah yang membawa Abraham. Yang mendapat visi adalah Abraham, tetapi yang mengambil alih pimpinan adalah Terah, ayahnya.

Nama Terah sendiri artinya delay atau penundaan. Ketika Abraham taat sebagian, maka ada penundaah atas rencana Tuhan dalam hidupnya. Tuhan membiarkan Abraham tinggal di Haran selama beberapa lama sampai ayahnya meninggal, baru kemudian Ia menampakkan diri lagi kepada Abraham. Kali ini, Abraham harus meninggalkan ayahnya yang sudah meninggal itu dan pergi keluar dari Haran.

Ketika Tuhan hendak memakai seseorang, maka tidak hanya lingkungan luar - yang menghambat pertumbuhan rohani – yang harus ditinggalkan. Dalam kasus Abraham, bahkan ikatan dengan ayahnya pun harus diputuskan. Tidak berarti kalau kita hendak melayani Tuhan maka kita harus meninggalkan keluarga besar kita karena kasusnya mungkin berbeda. Tapi yang jelas, perjumpaan dengan Tuhan itu menyebabkan ada sesuatu yang harus dilepaskan yang mungkin tanpa kita sadari menghambat pertumbuhan rohani atau rencana Tuhan dalam hidup kita. Kalau kita taat, maka Tuhan akan mengembalikan apa yang telah lepaskan itu dengan caraNya sendiri.

Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku – Matius 10:37

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal”. – Lukas 18:29 – 30

Tidak ada komentar: