Selasa, 10 Februari 2009

Perjumpaan Dengan Tuhan

Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, - Ulangan 16:16

Ada satu prinsip yang tercatat di Alkitab, “Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa”

Sesungguhnya, setiap perjumpaan dengan Tuhan membuat kita melepaskan sesuatu. Kita memang mendapatkan sesuatu dari padaNya, tetapi bersamaan dengan itu kita juga melepaskan sesuatu. Seorang hamba Tuhan senior bahkan berkata, bahwa jika kita bertemu dengan Tuhan dan tidak ada sesuatu yang kita lepaskan, maka sesungguhnya kita belum berjumpa dengan Tuhan.

Ketika Zakeus bertemu dengan Tuhan, setengah dari miliknya ia lepaskan untuk dibagikan kepada orang-orang miskin .

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." – Lukas 9:8

Ketika Petrus bertemu dengan Tuhan, ia mengalami mujizat, menerima dua perahu penuh dengan ikan. Tetapi kemudian ia dan teman-temannya meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus.

Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. - Lukas 5:11

Dalam kehidupan Abraham, yang sebelumnya bernama Abram, hal ini juga terjadi. Setiap perjumpaan Abraham dengan Tuhan, ada sesuatu yang dilepaskan Abraham. Ada sesuatu yang harus diberikan, sebab firmanNya mengajarkan kepada kita untuk tidak menghadap hadiratNya dengan tangan hampa.

Semakin cepat kita menyadari hal ini, semakin baik kita dalam pertumbuhan rohani kita. Jika sudah sekian lama kita tidak bertumbuh secara rohani, mungkin tanpa sadar kita juga sudah lama tidak berjumpa dengan Dia. Kita tidak berjumpa dengan Dia karena ada sesuatu yang tidak kita lepaskan ketika kita bertemu dengan Dia sebelumnya. Kita masih berdoa, kita masih melayani, kita masih berkotbah, kita masih memuji dan menyembah Dia, kita masih mendoakan orang sakit, kita masih menggembalakan jemaat yang Tuhan percayakan, tetapi kita tidak berjumpa dengan Dia.

Pernahkah anda mengalaminya? Anda sibuk dalam pelayanan tetapi semuanya hanya mekanis. Anda giat tetapi anda tidak merasakan gairah yang menyala-nyala dalam melayani Dia. Semuanya hanya tugas, hanya rutinitas. Mungkin sudah lama anda tidak berjumpa dengan Dia. Mungkin ada sesuatu yang belum anda persembahkan kepada Dia. Mungkin ada sesuatu yang Dia minta tetapi masih tetap anda tahan. Mungkin ada sesuatu yang belum anda lepaskan ketika berjumpa dengan Dia sebelumnya.

Bagi beberapa orang, itu bisa berarti hobi, tabiat buruk, lingkungan kerja yang tidak mendukung, dosa, atau bahkan kekuatiran akan masa depan. Bagi orang lain, mungkin itu berarti cita-cita, impian, pekerjaan, pacar, atau bahkan pelayanan. Sudah bukan hal yang aneh kalau pelayananpun bisa menduduki posisi yang lebih tinggi dari Tuhan di dalam kehidupan kita. Akibatnya, bisa saja hal itu yang harus kita lepaskan ketika kita berjumpa dengan Dia.

Perjumpaan dengan Tuhan merupakan tonggak-tonggak pertumbuhan rohani kita dengan Dia. Jika kita setia memberikan dan melepaskan apa yang Dia minta setiap kali kita berjumpa dengan Dia, maka pertumbuhan rohani kita akan terus berjalan dari kemuliaan kepada kemuliaan (from glory to glory).

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (from glory to glory) – II Korintus 3:18

Tidak ada komentar: