Senin, 02 Februari 2009

Unfulfilled Dreams - Belajar dari Daud

Tokoh selanjutnya yang sangat terkenal, dekat dengan Tuhan, suka memuji dan menyembah Tuhan, tetapi tidak mendapatkan semua yang dia inginkan adalah Daud.

Sebenarnya Daud mempunyai reputasi yang luar biasa: “Berkenan di hati Tuhan”. Di Alkitab, hanya tiga orang yang mendapat sertifkat “Berkenan Kepada Tuhan”. Yang pertama adalah Henokh.

Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. – Ibrani 11:5

Yang kedua adalah Daud, seperti yang tercatat di Kisah Rasul 13:22.

Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. – Kisah 13:22

Yang ketiga adalah Tuhan Yesus.

lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." – Matius 3:17

Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." – Matius 17:5

Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." – Markus 1:11

dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." – Lukas 3:22

Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." – II Petrus 1:17

Daud berkenan kepada Tuhan. Ia memiliki hati yang penurut. Walaupun demikian, ia pernah jatuh dalam dosa, bahkan tidak hanya sekali. Dampak dari kesalahannya cukup fatal. Untuk menutupi kesalahannya, ia merencanakan pembunuhan atas Uria yang adalah suami dari Batsyeba. Uria sendiri adalah salah seorang prajuritnya yang setia (II Samuel 11:11). Kesalahan berikutnya adalah ketika Daud menghitung pasukan Israel yang berdampak matinya tujuh puluh ribu rakyatnya (II Samuel 24:10-15).

Dari sini kita dapat melihat bahwa Daud sangat tidak sempurna. Kesalahan yang dibuat Daud berakibat kepada nyawa orang lain yang jumlahnya tidak sedikit. Kita tidak membaca kesalahan Henokh yang dikatakan hidup bergaul dengan Tuhan (Kejadian 5:24). Alkitab juga menyatakan bahwa Tuhan Yesus juga dicobai, tetapi tidak berbuat dosa.

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. – Ibrani 4:15

Jadi, dari ketiga orang yang dikatakan “berkenan kepada Tuhan”, Daud yang paling tidak sempurna. Namun demikian, mengapa ia tetap disebut sebagai orang yang berkenan kepada Tuhan? Bahkan, Tuhan Yesus sendiri berkali-kali dikatakan di Alkitab sebagai anak Daud.

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. – Matius 1:1

Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" – Markus 10:47

Ada belasan ayat yang menyatakan hal tersebut. Apa istimewanya Daud? Bukankah ia sangat tidak sempurna? Mengapa ia tetap dihormati dan dikenang sebagai orang yang berkenan kepada Tuhan?

Ada salah satu sikap Daud yang Tuhan sukai, yaitu ia seorang yang penurut. Ia sadar ia pernah salah, tetapi kemudian bertobat. Selanjutnya, sikap hati penurut ini tetap ia jaga. Akibatnya, ketika ada permohonannya yang tidak dikabulkan Tuhan, ia tidak protes. Ia sadar bahwa ia sudah menerima anugerah pengampunan dari Tuhan. Ia sudah jadi raja yang diangkat oleh Tuhan. Ia menjadi pemazmur yang disenangi, ia diangkat tinggi, ia diurapi oleh Tuhan.

"Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi di Israel…” - II Samuel 23:1

Sebagai seorang raja yang sudah berhasil, apa yang Daud inginkan berikutnya?

Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling, berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." – II Samuel 7:1,2

Daud ingin membangun bait Allah. Ia ingin menyenangkan Tuhan dengan membangun bait Allah. Bukankah itu keinginan yang mulia? Dan bukankah itu yang banyak terjadi di antara kita? Setelah kita sangat diberkati secara materi, berhasil dan sukses di usaha kita, apa yang kita inginkan selanjutnya?

Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami – II Samuel 7:4,5

Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. – II Samuel 7:12,13

Respons Daud selanjutnya adalah ia nurut pada kehendak Tuhan. Itu sebabnya Tuhan mengasihi dia karena ia punya hati yang penurut. Dalam bahasa Inggris dikatakan Daud adalah a man after My own heart, who will do all My will (Kisah 13:22 NKJV). Terjemahan bebasnya kira-kira “orang yang selalu mengikuti hati Tuhan”.

Apakah anda punya hati seperti itu? Apakah anda selalu bertanya kepada Tuhan untuk setiap hal yang ingin anda lakukan? Apakah anda bertanya dulu kepada Tuhan kalau anda ingin membangun bait Allah? Apakah anda bertanya dulu kepada Dia kalau anda ingin membuka pelayanan baru yang akan memuliakan namaNya? Ataukah anda tidak bertanya lagi karena yakin Tuhan pasti senang?

Biarlah kita belajar dari Daud, yang senantiasa nurut Tuhan sekalipun keinginannya yang sangat mulia untuk mendirikan bait Allah tidak dikabulkan Tuhan. Ia tetap dikenang sebagai seorang yang berkenan kepada Tuhan, “a man after My own heart, who will do all My will”









Tidak ada komentar: