Sabtu, 24 Januari 2009

Belajar dari Musa

Ada beberapa tokoh istimewa di Alkitab yang tidak mencapai semua yang sebenarnya mereka inginkan walaupun mereka sangat mengasihi Tuhan. Mereka punya dream, mereka punya keinginan yang mulia, tetapi tidak dikabulkan Tuhan. Mereka dekat dengan Tuhan, mereka bergaul intim dengan Tuhan, tetapi ada keinginan mereka yang tidak dikabulkan Tuhan.

Tokoh pertama adalah Musa. Kita tahu betapa ia sangat dekat dengan Tuhan. Ia punya hati yang sangat lembut. Ia berbicara berhadapan muka dengan Tuhan. Ia bertemu dengan Tuhan di puncak gunung selama 40 hari 40 malam. Ketika kakaknya, Miryam dan Harun ngomongin dia, Tuhan yang marah kepada mereka. Tuhan yang membela Musa.

Bilangan 12
1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga.
5 Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya.
6 Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
7 Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
8 Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
11 Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami.
12 Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya."
13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali."
15 Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam diterima kembali.
16 Kemudian berangkatlah mereka dari Hazerot dan berkemah di padang gurun Paran.

Bukan main! Betapa Tuhan sangat melindungi Musa. Ketika ada pemberontakan yang dilakukan oleh Korah, Datan dan Abiram, Tuhan membela Musa (Bilangan 16:1-35). Musa juga menjadi pembela bangsanya di hadapan Tuhan. Beberapa kali Tuhan tidak jadi memusnahkan bangsa Israel karena Musa berdiri sebagai pendoa syafaat bagi bangsanya. Sepuluh tulah terjadi di Mesir lewat Musa. Laut Teberau terbelah ketika Musa mengangkat tongkatnya. Rasanya, tidak ada doa Musa yang tidak dijawab Tuhan.

Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel - Ulangan 34:10-12

Ketika Musa meninggal dalam usia 120 tahun, kekuatannya belum hilang dan matanya belum kabur. Ia naik sendirian ke Gunung Nebo, melihat negeri perjanjian itu dan kemudian meninggal. Alkitab mencatat, Tuhan sendiri yang menguburkan Musa.

Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini - Ulangan 34:5,6

Pernahkah anda bertemu dengan seorang hamba Tuhan dengan reputasi seperti Musa? Sangat fantastis! Namun demikian, ternyata ada satu permintaan Musa yang tidak dikabulkan Tuhan. Permintaan ini bukan permintaan yang jelek atau jahat, justru permintaan yang baik. Apa itu? Musa meminta supaya ia boleh masuk ke tanah perjanjian. Tetapi karena ia pernah melanggar kekudusan Tuhan, ia tidak diijinkan masuk ke tanah perjanjian.

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." - Keluaran 20:12

Akan hal ini, Musa bukannya tidak pernah "bernegosiasi" dengan Tuhan. Ia pernah "membujuk" Tuhan supaya ia diijinkan masuk ke tanah perjanjian.

"Juga pada waktu itu aku mohon kasih karunia dari pada TUHAN, demikian: Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau? Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon. Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku. Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. - Ulangan 3:23-27

Bisakah anda membayangkan, bahwa ada seorang pendoa syafaat yang sangat dekat dengan Tuhan; seorang leader yang diurapi Tuhan; seorang nabi yang pernah berdoa untuk pengampunan atas bangsanya dengan kalimat "...kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." - Keluaran 32:32; seorang intercessor yang mempertaruhkan masa kekekalannya bersama Tuhan demi pengampunan atas bangsanya; seorang yang intim dengan Tuhan, tetapi kemudian ada permintaannya yang "sederhana" yang ditolak Tuhan? Amazing!


Tetapi yang membuat saya kagum adalah sikap hati Musa yang tetap nurut. Musa tidak protes, tidak doa puasa untuk mengubah keputusan Tuhan. Ia tetap menerima keputusan Tuhan itu. Dan lama setelah itu, ketika Tuhan Yesus dimuliakan di atas gunung, tampaklah dua orang yang bercakap-cakap dengan Dia.

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. - Matius 17:1-3


Mengapa kedua orang ini muncul dan bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus? Saya percaya mereka mempunyai status rohani yang istimewa di hadapan Tuhan. Elia tidak mengalami kematian karena langsung diangkat hidup-hidup ke sorga. Musa memang mati, tetapi tidak ada yang tahu di mana kuburnya, sebab Tuhan yang menguburkan Musa.

Musa tidak mendapatkan apa yang ia rindukan, yaitu masuk ke tanah perjanjian, tetapi ia memperoleh status rohani yang istimewa di hadapan Tuhan karena sikap hatinya yang nurut.

Betapa penting kita memiliki hati yang penurut di hadapan Tuhan sekalipun untuk itu kita mungkin tidak memperoleh apa yang menurut kita baik dan rohani. Ada orang-orang yang punya kerinduan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu dan itu sangat baik, tetapi kemudian mengerti bahwa Tuhan menghendaki hal yang lain bagi hidupnya. Sebaliknya, ada orang-orang yang memang Tuhan panggil untuk melayaniNya sepenuh waktu, tetapi mereka sendiri ingin bekerja seperti orang-orang lain.

Biarlah kita belajar dari Musa yang punya sikap hati yang nurut pada kehendak Tuhan, Amin!

Tidak ada komentar: