Kamis, 08 Januari 2009

Lembah Kekelaman

Beberapa tahun yang lalu ada sebuah lagu yang ditulis oleh Pdt. DR. Ir. Niko N. yang liriknya sebagai berikut…

Sekalipun aku dalam lembah kelam
Ku tak takut s’bab Kau besertaku
Sekalipun badai topan dating menerpa
Ku tak gentar s’bab Kau di sisiku

Aku percaya….
BerkatMu atasku melimpah
Kebajikan, kemurahan s’lalu mengikutiku
Ku puji, ku sembah Kau Yesus ….

Lagu tersebut diambil dari Mazmur 23, salah satu Mazmur yang paling terkenal, yang ditulis oleh Raja Daud, orang yang berkenan kepada Tuhan, ribuan tahun yang lalu.

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. – Mazmur 23

Daud berkata, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman" (the valley of death) atau lembah bayang-bayang maut dalam terjemahan lama…”. Padahal, kalimat sebelumnya berkata, “Ia menuntun aku di jalan yang benar …”. Artinya, walaupun kita dipimpin Tuhan, dan dibimbing olehNya di jalan yang benar, ada saat-saat di mana kita melewati lembah kekelaman, tempat yang kita tidak suka. Ini adalah tempat yang mengerikan. Beberapa hamba Tuhan berkata, itu gambaran tempat berbahaya di mana sering terjadi perampokan yang dilakukan oleh sekelompok penyamun.

Tuntunan Tuhan tidak selalu berarti lewat jalan tol, jalan bebas hambatan, lewat jalan yang terang benderang. Kadang-kadang, jalan tersebut melalui tikungan berbahaya, melewati kegelapan malam tanpa lampu yang sedapat mungkin kita hindari. Tapi yang menarik, Daud boleh berkata bahwa ia tidak takut bahaya karena dia tahu Tuhan yang menuntun dia.

Mengapa Tuhan membawa kita lewat lembah kekelaman?

Ada beberapa hal yang Tuhan kerjakan pada waktu kita lewat lembah tersebut.
1. “GadaMu dan tongkatMu menghibur aku”. Gada melambangkan the power of God. Ketika kita lewat lembah kekelaman karena tuntunan Tuhan, maka ada mujizat yang terjadi, yang tidak terjadi di tempat lain. Tuhan membawa kita supaya kita bisa melihat kemuliaanNya dinyatakan dalam hidup kita.



2. Tongkat melambangkan guidance. Ada tuntunan Tuhan yang semakin jelas ketika kita lewat lembah kekelaman. Ketika semuanya berjalan lancer, biasanya kita menjadi kurang peka atas suaraNya. Tetapi saat kita melewati krisis, maka kita menjadi alert, menjadi terjaga dan berusaha sungguh-sungguh agar bisa terus mendengar suaraNya.



3. Tongkat juga melambangkan otoritas. Saat lewat lembah kekelaman, kita akan bisa melihat, mengalami, bahkan mempraktekkan otoritas yang Tuhan berikan kepada kita sebagai orang percaya. Ada kuasa perkataan, kuasa doa, yang semakin kuat ketika kita melalui tempat ini.



4. “Engkau menyediakan hidangan di hadapan lawanku”. Ada penyediaan, provision, yang Tuhan berikan di tengah-tengah masalah yang tengah kita hadapi. Dan yang menarik, Tuhan yang menyediakan, bukan kita. Artinya, bukan usaha kita. Terjemahan Inggris berkata “… prepare a table”…. Artinya bukan sekedar makanan, tetapi hidangan lengkap, dengan mejanya yang tertata rapih ada waiter, pelayan yang melayani saat menikmati hidangan tersebut. Bukan main! Itu kita alami ketika lewat lembah kekelaman



5. “Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak”. Ada pengurapan yang hanya kita terima ketika lewat lembah kekelaman. Janji Tuhan di Yesaya 10:27 “dan kuk itu akan dihancurkan oleh urapan” (King James Version). Pengurapan itu akan menghancurkan semua pekerjaan iblis atas hidup kita. Pengurapan yang Ia berikan juga akan melimpah ke lingkungan di mana kita berada. Akibatnya, tidak hanya kita yang mengalami jamahan Tuhan, tetapi keluarga kita, pelayanan, kantor dan bisnis kita juga akan mengalami jamahan Tuhan.



6. Lembah kekelaman merupakan tempat yang tepat untuk kita memperkatakan iman kita seperti Daud, “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku”. Artinya, sekalipun kondisi nampaknya bertolak belakang, kita tetap bisa mempercayai Tuhan yang akan membuat segala sesuatu menjadi baik bagi mereka yang mengasihi Dia sesuai dengan janjiNya di Roma 8:28.



7. Lembah kekelaman juga merupakan tempat di mana kita bisa berkata “Aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa”. Ketka segala sesuatu berjalan lancar dan enak seperti yang selalu diinginkan daging kita, dengan mudah kita bisa berkata bahwa kita akan selalu mengikut Dia. Tetapi ketika kita mengalami masa-masa yang tidak enak, itulah saat yang tepat dan teruji untuk berkata, “Aku akan tetap mengikut Dia seumur hidupku” Let’s celebrate Him forever!

2 komentar:

Nancy mengatakan...

Halo pak Jacob, senang sekali bisa kenalan dengan Anda lewat dunia maya ini.
Ternyata kita satu almamater ya? Saya mengikuti kuliah di HITS sekitar tahun 1998-2000, udah lama sekali ya?
Ps. Jimmy Oentora adalah pemimpin kami yang memiliki kekuatan di bidang leadership dan pengajaran.
Saya berharap, pak jacob juga bisa menjadi berkat lewat blo ini. Saya juga senang jika bisa tukaran link.

jcb mengatakan...

Thx Mbak Nancy...

Sudah saya link ke blog saya. Saya juga sangat senang kalau bisa tukaran link... thx again!